Lebak (ANTARABanten) - Bupati Lebak Mulyadi Jayabaya menegaskan Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik Devisi Regional Kabupaten Lebak-Pandeglang wajib menampung kedelai, sehingga petani lebih termotivasi untuk menggeluti usaha budi daya tanaman pangan itu.


"Hingga kini Perum Bulog belum berani menampung kedelai dan jagung petani," kata Mulyadi Jayabaya saat panen raya di Desa Gunung Anten, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Selasa.

Ia mengatakan selama ini pangsa pasar kedelai di Lebak  belum jelas dan setiap panen petani mengalami kerugian.

Semestinya, pemerintah memberikan jaminan kepada petani kedelai agar produk mereka ditampung.

Dengan ditampungnya kedelai itu, kata dia, petani akan termotivasi menggeluti usaha pangan tersebut.

Pemerintah bisa saja dengan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), diantaranya Perum Bulog menampung kedelai dan jagung.

Saat ini, jelas dia, Perum Bulog hanya menampung beras dan belum untuk komoditas kedelai dan jagung.

Padahal, produk kedelai dan jagung merupakan program ketahanan pangan.

"Kami minta Bulog bisa menampung kedelai sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan bagi petani," katanya.

Kepala Seksi Padi dan Palawija Dinas  Pertanian Kabupaten Lebak, Denny Iskandar mengatakan saat ini petani telah mengembangkan tanaman kedelai seluas 1.500 hektare  melalui kegiatan program sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu (SLPTT) 2012.

Program SLPTT merupakan bantuan dari Kementerian Pertanian guna mendukung swasembada kedelai juga bisa memenuhi pasar lokal.

Selama ini pengembangan kedelai kurang diminati petani Lebak dengan alasan tidak menguntungkan dibandingkan dengan padi sawah atau palawija.

Selain itu juga hingga kini pasar kedelai belum ada yang menampung.

Karena itu, kata dia, produksi kedelai sebagai bahan baku makanan tempe dan tahu  yang setiap hari dikonsumsi masyarakat hingga kini masih dipasok impor yang didatangkan dari Amerika Serikat.

"Kami sangat setuju Bulog bisa menampung kedelai sehingga pangsa pasar kedelai jelas," ujarnya.

Denny menjelaskan, sejak 2010 hingga 2012 Kementerian Pertanian menyalurkan bantuan pengembangan kedelai melalui program SLPTT sekitar 8.000 hektare.

Namun, kata dia, saat ini petani Lebak hanya mampu produksi kedelai dengan rata-rata 1,2 ton per hektare, sedangkan target nasional 2,4 ton per hektare.

"Kami menargetkan ke depan produksi kedelai bisa mencapai 2,4 ton per hektare sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasar lokal," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2012