Lampung (ANTARA News) - PT Bakrieland Development Tbk melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility/ CSR) mengembangkan mangrove (bakau) seluas 30 hektar di proyek mereka Krakatoa Nirwana Resort (KNR), Kalianda, Lampung Selatan, bekerja sama dengan Miyara Sumatra Foundation.

"Program yang kami sebut 'Pohon Untuk Negeri: Mangrove For Life' merupakan wujud komitmen Bakrieland dalam pelestarian lingkungan dengan mengembangkan konservasi mangrove," kata Group Head Resort Development Bakrieland Unit Usaha Hotels & Resorts, Nugroho Santosa, usai acara penandatanganan kerjasama di Lampung Selatan, Jumat.

Nugroho menjelaskan, program pengembangan mangrove ini bertujuan melestarikan konservasi ekosistem mangrove dan mengembangkannya sebagai investasi hijau yang nantinya dapat dijadikan pusat atraksi dan aktivitas pariwisata.

Program ini diharapkan dapat membangun kemitraan antara KNR, masyarakat dan para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam upaya pengembangan wisata lingkungan (ecotourism) di Sumatera pada umumnya dan di KNR pada khususnya, disamping  dapat memberdayakan dan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar KNR.

Center for International Forestry Research (Cifor) dan USDA Forest Service menyebutkan pengrusakan ekosistem hutan mangrove di Indonesia, termasuk Lampung, sudah dalam kondisi mengkhawatirkan.

Ironisnya, pengrusakan hutan mangrove yang terjadi dengan sangat cepat ini hampir semuanya dipicu oleh kepentingan ekonomi, kata Daniel Murdiyarso, peneliti senior dari Cifor.

Dia menekankan perlunya perlindungan hutan mangrove sebagai bagian dari upaya global dalam melawan perubahan iklim. 

Daniel mengutip data, pada 15 -20 tahun lalu, luas hutan mangrove Indonesia masih sekitar 8 juta hektar. Saat ini diperkirakan tinggal 2,5 juta hektar. Sementara, hasil pencitraan satelit terbaru kelompok kerja pelestarian hutan mangrove terpadu Provinsi Lampung pada 25 Februari 2011 menunjukkan bahwa sekitar 96 persen dari keseluruhan luas hutan mangrove di Lampung telah hilang. Luas lahan mangrove hanya tersisa 3.108 hektar dari potensi lahan seluas 94.000 hektar.

Berdasarkan data 2009 Walhi Lampung, 80 persen hutan mangrove di Kabupaten Lampung Selatan rusak parah. Kerusakan ini disebabkan pembabatan hutan mangrove untuk lokasi tambak ikan dan udang. Padahal, kehadiran mangrove berperan penting untuk mencegah abrasi sekaligus menjadi rantai penghidupan masyarakat yang tinggal di pesisir pantai karena banyaknya biota laut yang hidup di sekitar hutan mangrove.

Fakta inilah yang mendasari Bakrieland Unit Usaha Hotels & Resorts untuk menjalankan program "Pohon Untuk Negeri: Mangrove for Life".

Dalam rangka menandai komitmen bersama pelestarian mangrove, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Bakrieland, MSF dan perwakilan masyarakat sekitar sebagai tanda dimulainya program konservasi mangrove berbasis masyarakat lokal serta penanaman mangrove dilaksanakan Group Head Resort Development Bakrieland Unit Usaha Hotels & Resorts Nugroho Santosa, Komisaris PT Krakatau Lampung Tourism Development (KLTD) ¿ anak perusahaan Bakrieland Unit Usaha Hotels & Resorts¿ Idrus Djaendar Muda & Bambang Irawan, General Manager Grand Elty Krakatoa Dwi Prasetyo, Pendiri & Ketua MSF Irma Hutabarat, dan Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza.

Penanaman mangrove juga menjadi salah satu bagian dari upaya Bakrieland untuk mengembangkan kawasan Kalianda, Lampung Selatan, sebagai hub of circuit for eco-tourism.

Sebagai gerbang Sumatera, Lampung Selatan merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Lampung yang kaya akan potensi alam dan budaya. Sayangnya, potensi alam tersebut belum dikelola secara maksimal, sementara masyarakat sekitar di sana banyak yang masih hidup dengan tingkat pendapatan yang rendah dan akses terhadap pelayanan publik yang minim.

Kehadiran KNR yang berada di posisi strategis Lampung Selatan tersebut merupakan sebuah potensi sebagai hub of circuit for eco-tourism, sekaligus peluang untuk mengembangkannya menjadi eco-destination model ¿ contoh pembangunan yang berkelanjutan dimana manfaat ekonomi dapat digali bersamaan dengan pemberdayaan masyarakat lokal dan pelestarian alam.

"Untuk itulah hari ini kami bekerjasama dengan MSF akan menjalankan program konservasi mangrove 'Pohon Untuk Negeri: Mangrove for Life', yang merupakan kelanjutan dari program Pohon untuk Negeri berupa penanaman pohon sengon pada tahun lalu," ujar Nugroho Santosa.

Menurut Pendiri dan Ketua MSF Irma Hutabarat, program dan aktivitas yang akan dilakukan terhadap pengembangan hutan mangrove di Kalianda akan dimulai di kawasan KNR (Merak Belantung).

Area KNR di Merak Belantung merupakan ekosistem mangrove yang tidak hanya penting bagi kelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat lokal, namun juga  untuk pengembangan eco-tourism. Nilai investasi untuk pengembangan hutan mangrove tahap awal ini adalah senilai Rp 1,5 miliar.

"Melalui program ¿Pohon Untuk Negeri: Mangrove for Life¿, kami berharap dapat meningkatkan kesadaran seluruh elemen masyarakat akan pentingnya pelestarian hutan mangrove serta mengundang lebih banyak stakeholders untuk bergabung bersama kami melestarikan lingkungan, khususnya konservasi ekosistem mangrove, yang nantinya akan membantu mengembangkan KNR dan kawasan sekitarnya sebagai destinasi pariwisata unggulan bagi wisatawan domestik dan mancanegara. Niscaya kelak tidak hanya lingkungan Kalianda, Lampung Selatan, yang semakin lestari, namun kesejahteraan masyarakat pun akan meningkat," kata Nugroho.

Hadir juga dalam acara ini, Kepala Sekretaris Daerah (Sekda) Lampung Selatan Ishak, Kepala Dinas Pariwisata Lampung Selatan Hermansyah Hamidi, Kepala Dinas Kehutanan Lampung Selatan Syaiful Bachri, Rektor Universitas Lampung (UNILA) Sugeng P. Riyanto M.S, dan Kepala Desa Merak Belantung Abdan M. Adnan.

PT Bakrieland Development, Tbk dan seluruh unit usaha dibawahnya memiliki program Pohon Untuk Negri (PUN) bertujuan  meningkatkan kesadaran para pemangku kepentingan akan pelestarian lingkungan, dalam upaya mengurangi pemanasan global dengan melakukan penanaman pohon, dan merupakan salah satu wujud dukungan terhadap program Pemerintah ¿Gerakan Semiliar Pohon¿.

Bakrieland pada tahun 2011 melakukan sejumlah kegiatan seperti penanaman pohon dan/atau  pembagian kantung benih tanaman di area unit usahanya yang tersebar di Jakarta, Bogor, Cirebon, Bali dan Lampung.

Pada Mei 2011, PUN dilaksanakan di Krakatoa Nirwana Resort (KNR). Sebagai kawasan resor terintegrasi seluas 350 ha yang memiliki lahan strategis untuk penghijauan dan pembudidayaan tanaman kayu dan buah-buahan, KNR berkomitmen untuk melakukan gerakan penghijauan yang melibatkan masyarakat sekitar kawasan, serta menumbuhkan kesadaran akan pentingnya penghijauan kepada para tamu hotel Grand Elty Krakatoa.

KNR bekerjasama dengan CV Kota Agung untuk melakukan pemanfaatan lahan dengan menanam 44.000 pohon sengon yang tersebar di tiga (3) area KNR pada lahan seluas 40 hektar. Selain itu, KNR akan melakukan pemanfaatan lahan lainnya sebagai lahan tumpang sari dengan menanam jagung, pisang, dan pepaya california.

KNR juga membagikan 80 bibit tanaman sanseviera kepada tamu hotel Grand Elty Krakatoa sebagai bentuk kampanye ajakan menanam pohon. Kegiatan Program untuk Negeri tidak akan berhenti di KNR, sebab setelah ini akan dilaksanakan lagi di Unit Usaha Bakrieland lainnya. Bakrielandpun memiliki komitmen untuk melaksanakan program ini tahun depan, dan tahun-tahun berikutnya. 

Krakatoa Nirwana Resort (KNR) sendiri merupakan kawasan resor terintegrasi yang dikembangkan oleh Bakrieland Unit Usaha Hotels & Resorts, dan berlokasi di Kalianda, Lampung Selatan.

Resor yang nyaman dan cocok bagi keluarga ini menawarkan keindahan taman alami Kalianda, pantai pasir putih yang gemerlap, dan banyak pertualangan lainnya.

Grand Elty Krakatoa, hotel yang berada di dalam kawasan KNR ini, memiliki berbagai macam fasilitas, seperti ruang rapat, Rakata Beach Resto, Elty Kiluan Bar, 24 hours in-room dining, amphitheater, kolam renang, karaoke keluarga, pusat aktifitas dan Elty Center; dan akomodasi yang terdiri dari 2 Krakatoa Suite, 4 Lambur Suite, 16 Rajabasa Villa, 14 Haringin Villa, 2 Deluxe Beach View, 2 Deluxe Pool View, 18 Superior Beach View, dan 18 Superior Pool View.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2012