Jakarta, 30/5 (ANTARA) - Panitia penyelenggara Festival Budaya Bogor atau "Bogor Culture Festival" menjanjikan pertunjukan kolosal yang didukung organisasi massa dan warga Kota Bogor pada 2 Juni 2012.

"Persiapannya sudah 90 persen lebih, baik kostum pemain maupun perlengkapan pendukung," kata Ketua Panitia Penyelenggara Bogor Culture Festival Bagus Karya Negara di Jakarta, Rabu.

Bagus mengatakan, rencana menurunkan pasukan gajah yang dipinjam dari Taman Safari Indonesia akan diganti dengan pasukan berkuda karena pada 2 Juni gajah-gajah itu masih dipergunakan untuk acara yang lain.


Terdapat 15 kuda yang akan memeriahkan parade untuk memperingati hari ulang tahun ke-530 Kota Bogor pada  3 Juni mendatang, termasuk kereta kencana yang dipinjamkan dari salah satu hotel pendukung acara.


Dua agenda budaya yang disajikan kolosal meliputi "Maung Padjadjaran Lugay" karya Abah Dasep untuk membangkitkan semangat Padjadjaran dan "The Seba Kuwerabakti" karya Adenan Taufik upacara tradisi kuno pemberian upeti sebagai gambaran dukungan masyarakat terhadap pemerintahan.


Penyelenggaraan pertunjukan kolosal merupakan bagian dari rangkaian acara yang diantaranya tengah berjalan seperti lomba layang-layang tradisional, festival kampung Papua, festival kampung Tionghoa, kompetisi foto, penjualan kerajinan tradisional, festival kuliner tradisional Bogor, dan kegiatan ubek setu.  


Terkait dengan rute yang akan dilalui, Bagus mengatakan, kirab budaya akan dimulai (start) di Balai Kota, serta berakhir di Pintu III Kebun Raya Bogor, peserta    sebanyak 500 orang, 200 berbusana pasukan Padjadjaran dan 3300 utusan-utusan.


Bagus mengakui kegiatan ini tidak mendapat dana dari APBD Pemkot Bogor, sebagian besar berasal dari dana pribadi-pribadi ditambah sponsor pendukung, tetapi Pemkot memberikan dukungan perizinan dan kemudahan lainnya yang bersifat non materi.


"Penggagas kegiatan ini sebenarnya dari organisasi internasional UNESCO setelah melalui usulan kami, mengingat setelah sekian lama peringatan HUT Kota Bogor tidak pernah bersifat kolosal melibatkan parisipasi masyarakat Kota Bogor," ujar dia.


Bagus mengatakan, kegiatan yang baru kali pertama diselenggarakan secara besar-besaran ini untuk mengingatkan kepada masyarakat bahwasannya Kota Bogor merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Padjadjaran.


Dia menjelaskan, 3 Juni merupakan bergabungnya pemerintahan kerajaan Galuh di Ciamis dan Pakuan Bogor menjadi Kerajaan Padjadjaran yang kemudian diperingati sebagai lahirnya Kota Bogor.


Dia beharap kegiatan ini akan semakin meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Bogor karena lebih dari 38 persen pemasukan berasal dari sektor pariwisata.


Bagus juga mengatakan festival ini juga untuk mengingatkan kepada masyarakat mengenai keragaman etnis dan suku di Kota Bogor yang hidup rukun sejak dulu.


Sebagian besar dari masyarakat yang tinggal di Kota Bogor merupakan komuter yang sehari-harinyaberkerja di Jakarta, sehingga Kota Bogor sebenarnya memiliki peranan penting dalam menyangga ekonomi Jakarta, kata Bagus.


Data menunjukkan 200 ribu warga Kota Bogor merupakan komuter yang berkerja di Jakarta, serta setiap Minggu Kota Bogor dikunjungi 5.000 tamu.


Target kegiatan ini akan diikuti 5.000 partisipan, 100.000 tamu, serta 30 juta audience yang mengikuti acara ini melalui media massa (internet, media cetak, dan televisi, dan radio), jelas Bagus.


Bagus mengatakan, rangkaian kegiatan di Kota Bogor ini diharapkan memberikan kontribusi terhadap hotel yang selama ini memiliki tingkat hunian rata-rata 80 persen.


"Kalau selama ini aktivitas hotel sebagian besar untuk kegiatan rapat (meeting) maka dengan serangkaian acara yang kami gelar diharapkan hunian hotel dapat meningkat," jelas Bagus.


Kegiatan kami mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jelas Bagus.


Bahkan dalam kegiatan tersebut kostum pemain seperti sandal tradisional disiapkan dari Cikaret yang terkenal dengan produk sandal kulit.


Diluar kegiatan juga diselenggarakan kegiatan Ngubek Setu yang akan diselenggarakan di Setu Gede tanggal 24 Juni masyarakat dalam kegiatan itu diajak untuk menangkap ikan di danau selluas 5 hektar, Gubernur Jawa Barat untuk kegiatan itu menyumbang 2 ton ikan untuk ditangkap masyarakat.


Sebelum kegiatan itu malam harinya pada 23 Juni diselenggarakan pagelaran wayang golek dengan mengundang dalang kondang Asep Sunandar Sunarya.


Dalam rangkaian kegiatan ini masyarakat juga akan disuguhi kesenian kuno seperti Lais yang merupakan permainan akrobatik kuno di atas tali yang diikatkan pada batang bambu, kemudian silat tradisional seperti debus di Banten, serta siteran.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2012