Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat (Sumbar) berhasil menyelamatkan seekor harimau sumatera (Panthera Tigris Sumaterae) yang dinamai Kanti Marama di area perkebunan kelapa sawit PT Pasaman Marama Sejahtera (PMS) Kabupaten Pasaman Barat, Senin.
"Benar, kita berhasil menyelamatkan seekor satwa harimau sumatera yang masuk ke masuk ke salah satu 'boxtrap' (perangkap) yang dipasang BKSDA," kata Kepala Balai KSDA Sumatera Barat, Ardi Andono, Senin di Simpang Empat, Ibu Kota Kabupaten Pasaman.
Baca juga: Tim Gakkum KLHK tangkap pelaku perdagangan kulit dan organ harimau di Bengkulu
Ia mengucapkan terima kasih kepada Bupati Pasaman Barat, pihak manajemen PT. PMS, kepolisian, TNI, tokoh adat dan masyarakat sekitar yang telah membantu upaya penanganan.
Menurutnya setelah melakukan penanganan konflik selama lima hari, tim BKSDA Sumatera Barat berhasil menyelamatkan satwa langka dan dilindungi tersebut.
Sesuai SOP, katanya, BKSDA mengevakuasi satwa dari lokasi menuju ke Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) di Bukittinggi untuk dilakukan observasi.
Ia menjelaskan sebelumnya, seekor harimau sumatera muncul di area perkebunan kelapa sawit milik PT. Pasaman Marama Sejahtera (PMS) di Sungai Aur kabupaten Pasaman Barat pada, Rabu (14/7).
Video kemunculan satwa itu sempat terekam gawai dari pekerja dilokasi dan beredar di media sosial.
Satwa terlihat mengikuti kendaraan yang digunakan pekerja dari arah belakang dan kemudian tidak lama menghilang dalam semak-semak kebun kelapa sawit.
BKSDA Sumatera Barat yang mendapatkan laporan tersebut menurunkan tim untuk melakukan penanganan.
Kemudian tim BKSDA bersama manajemen perusahaan dan didukung personel satuan Brimob melaksanakan identifikasi lapangan dilokasi kemunculan satwa.
Pihaknya selanjutnya memasang tiga unit kamera penjebak untuk memantau pergerakan satwa dan mendapatkan gambaran visual satwa itu.
Hasilnya, salah satu kamera berhasil mendapatkan gambaran visual satwa itu ketika sedang melintas
Setelah itu BKSDA memutuskan untuk mengevakuasi satwa dengan menggunakan dua unit kandang jebak mengingat pengusiran dan penggiringan ke dalam hutan tidak mungkin dapat dilakukan.
Kepada pihak manajemen, kata Ardi Ardono, tim BKSDA meminta agar pekerja tidak beraktivitas dulu disekitar lokasi kemunculan satwa sampai akhirnya satwa itu berhasil diselamatkan.
Menurut keterangan pimpinan PT PMS Frenzy Marwan dalam satu bulan ini satwa harimau sudah terlihat beberapa kali di dalam area perkebunan, hal ini cukup mengkhawatirkan para pekerjanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Benar, kita berhasil menyelamatkan seekor satwa harimau sumatera yang masuk ke masuk ke salah satu 'boxtrap' (perangkap) yang dipasang BKSDA," kata Kepala Balai KSDA Sumatera Barat, Ardi Andono, Senin di Simpang Empat, Ibu Kota Kabupaten Pasaman.
Baca juga: Tim Gakkum KLHK tangkap pelaku perdagangan kulit dan organ harimau di Bengkulu
Ia mengucapkan terima kasih kepada Bupati Pasaman Barat, pihak manajemen PT. PMS, kepolisian, TNI, tokoh adat dan masyarakat sekitar yang telah membantu upaya penanganan.
Menurutnya setelah melakukan penanganan konflik selama lima hari, tim BKSDA Sumatera Barat berhasil menyelamatkan satwa langka dan dilindungi tersebut.
Sesuai SOP, katanya, BKSDA mengevakuasi satwa dari lokasi menuju ke Taman Marga Satwa Budaya Kinantan (TMSBK) di Bukittinggi untuk dilakukan observasi.
Ia menjelaskan sebelumnya, seekor harimau sumatera muncul di area perkebunan kelapa sawit milik PT. Pasaman Marama Sejahtera (PMS) di Sungai Aur kabupaten Pasaman Barat pada, Rabu (14/7).
Video kemunculan satwa itu sempat terekam gawai dari pekerja dilokasi dan beredar di media sosial.
Satwa terlihat mengikuti kendaraan yang digunakan pekerja dari arah belakang dan kemudian tidak lama menghilang dalam semak-semak kebun kelapa sawit.
BKSDA Sumatera Barat yang mendapatkan laporan tersebut menurunkan tim untuk melakukan penanganan.
Kemudian tim BKSDA bersama manajemen perusahaan dan didukung personel satuan Brimob melaksanakan identifikasi lapangan dilokasi kemunculan satwa.
Pihaknya selanjutnya memasang tiga unit kamera penjebak untuk memantau pergerakan satwa dan mendapatkan gambaran visual satwa itu.
Hasilnya, salah satu kamera berhasil mendapatkan gambaran visual satwa itu ketika sedang melintas
Setelah itu BKSDA memutuskan untuk mengevakuasi satwa dengan menggunakan dua unit kandang jebak mengingat pengusiran dan penggiringan ke dalam hutan tidak mungkin dapat dilakukan.
Kepada pihak manajemen, kata Ardi Ardono, tim BKSDA meminta agar pekerja tidak beraktivitas dulu disekitar lokasi kemunculan satwa sampai akhirnya satwa itu berhasil diselamatkan.
Menurut keterangan pimpinan PT PMS Frenzy Marwan dalam satu bulan ini satwa harimau sudah terlihat beberapa kali di dalam area perkebunan, hal ini cukup mengkhawatirkan para pekerjanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021