Perusahaan produsen dan distributor gas okisigen di Banten memprioritaskan kebutuhan untuk oksigen medis daripada kebutuhan industri, mengingat semakin meningkatnya kebutuhan oksigen untuk kebutuhan medis di rumah sakit seiring peningkatan kasus COVID-19.
"Selama ini saya lebih besar menyuplai untuk industri, untuk RS tidak terlalu besar. Tapi selama pandemi ini pelanggan kami dari industri dikurangi dengan jumlahnya sangat signifikan. Kami prioritaskan untuk kebutuhan medis," kata Direktur Utama PT Umata Gas Multi Perkasa, Abdul Manan saat menerima kunjungan tim Pemprov Banten ke perusahaan tersebut di Serang, Senin.
Baca juga: Rumah Sakit di Banten dapat bantuan oksigen
Bahkan kata dia, tidak hanya memenuhi kebutuhan medis dalam jumlah yang cukup banyak, pihaknya juga menerima pelayanan isi ulang dan pembelian gas oksigen untuk masyarakat yang membutuhkan karena keluarganya yang sakit.
"Masyarakat datang sendiri ke sini bawa tabung gas isi ulang, saya layani sampai malam, rata-rata sekitar 100 orang per hari yang datang. Asalkan memang untuk kebutuhan orang sakit, akan kami layani" kata Manan.
Ia mengatakan, selama ini kapasitas produksi gas di perusahaanya tersebut sekitar 70 tabung per jam. Namun demikian, untuk peningkatan kapasitas produksi selama pandemi ini tergantung dari suplai dari pabriknya.
"Kalau dari pabrik suplainya meningkat, maka akan kami tingkatkan juga. Sekarang kondisinya karena dari pabrik sedikit dan sangat terbatas," kata Manan.
Ia mengaku selama ini tidak pernah bermain-main dengan harga oksigen, meskipun di saat kebutuhannya meningkat. "Kami tidak menaikkan harga. Masih tetap untuk tabung besar isi ulang Rp50 ribu, dan tabung kecil Rp35 ribu," kata dia.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banten Babar Suharso mengatakan, selama ini di Banten ada empat perusahaan besar produsen gas oksigen yang menyuplai kebutuhan untuk industri dan medis.
Selama ini pula, ungkapnya, kapasitas produksi gas oksigen dari produsen sekitar 1500 ton per hari sedangkan kebutuhan yang ada diperkirakan mencapai sekitar 2500 ton per hari.
"Memang masih kurang jika dibandingkan kebutuhan dengan kapasitas produksi. Makanya kita selama ini diarahkan untuk menggeser kebutuhan oksigen untuk industri ke kebutuhan medis terlebih dahulu," kata Babar.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Selama ini saya lebih besar menyuplai untuk industri, untuk RS tidak terlalu besar. Tapi selama pandemi ini pelanggan kami dari industri dikurangi dengan jumlahnya sangat signifikan. Kami prioritaskan untuk kebutuhan medis," kata Direktur Utama PT Umata Gas Multi Perkasa, Abdul Manan saat menerima kunjungan tim Pemprov Banten ke perusahaan tersebut di Serang, Senin.
Baca juga: Rumah Sakit di Banten dapat bantuan oksigen
Bahkan kata dia, tidak hanya memenuhi kebutuhan medis dalam jumlah yang cukup banyak, pihaknya juga menerima pelayanan isi ulang dan pembelian gas oksigen untuk masyarakat yang membutuhkan karena keluarganya yang sakit.
"Masyarakat datang sendiri ke sini bawa tabung gas isi ulang, saya layani sampai malam, rata-rata sekitar 100 orang per hari yang datang. Asalkan memang untuk kebutuhan orang sakit, akan kami layani" kata Manan.
Ia mengatakan, selama ini kapasitas produksi gas di perusahaanya tersebut sekitar 70 tabung per jam. Namun demikian, untuk peningkatan kapasitas produksi selama pandemi ini tergantung dari suplai dari pabriknya.
"Kalau dari pabrik suplainya meningkat, maka akan kami tingkatkan juga. Sekarang kondisinya karena dari pabrik sedikit dan sangat terbatas," kata Manan.
Ia mengaku selama ini tidak pernah bermain-main dengan harga oksigen, meskipun di saat kebutuhannya meningkat. "Kami tidak menaikkan harga. Masih tetap untuk tabung besar isi ulang Rp50 ribu, dan tabung kecil Rp35 ribu," kata dia.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banten Babar Suharso mengatakan, selama ini di Banten ada empat perusahaan besar produsen gas oksigen yang menyuplai kebutuhan untuk industri dan medis.
Selama ini pula, ungkapnya, kapasitas produksi gas oksigen dari produsen sekitar 1500 ton per hari sedangkan kebutuhan yang ada diperkirakan mencapai sekitar 2500 ton per hari.
"Memang masih kurang jika dibandingkan kebutuhan dengan kapasitas produksi. Makanya kita selama ini diarahkan untuk menggeser kebutuhan oksigen untuk industri ke kebutuhan medis terlebih dahulu," kata Babar.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021