Manajer PSS Sleman Danilo Fernando mengambil sisi positif dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, khususnya bagi para pemain, yakni bisa berkumpul bersama keluarga masing-masing.
"Mereka (para pemain) tidak lagi khawatir karena berjauhan di tengah situasi pandemi, dan bisa saling menjaga seiring meningkatnya kasus COVID-19," kata Danilo dikutip dari laman resmi klub, Sabtu.
Baca juga: Bek Persija Ismed Sofyan optimistis tampil maksimal setelah operasi lutut
Menurut dia, PPKM Darurat akibat situasi pandemi COVID-19 memang tak terhindarkan, dan merupakan langkah terbaik meski secara signifikan merugikan industri sepak bola. Terutama, bagi klub-klub Liga 1 yang sudah mematangkan persiapan untuk mengarungi kompetisi tersebut.
"PS Sleman sudah mempersiapkan diri secara matang untuk kick off yang seharusnya bergulir pada 9 Juli 2021 lalu. Tapi kami bisa mengerti karena memang berat situasi pandemi COVID-19 saat ini," ujar Danilo.
Lebih lanjut, ia melihat situasi yang sangat mengkhawatirkan dengan perkembangan COVID-19 saat ini di Tanah Air.
Terlebih, dia mengungkapkan Brazil yang mencatat 40.000 kasus per hari sudah tersalip oleh Indonesia yang kini memiliki lebih dari 50.000 kasus.
"Banyak kerugian dari situasi ini. Tak hanya dari aspek finansial, yang sudah pasti diderita klub-klub, tapi juga kondisi pemain dan psikis yang menurun. Program yang disiapkan oleh tim pelatih jadi percuma," tegas Danilo.
Ia pun menilai latihan mandiri tidak cukup efektif untuk menjaga performa para pemain. Bagi dia, pemain bola harus melakukan kegiatan di lapangan. Namun dengan latihan mandiri setidaknya performa pemain tidak menurun drastis jika nanti kembali berlatih di lapangan.
"Idealnya, pengembalian performa itu tergantung pada masa PPKM. Jika sebulan, maka dibutuhkan 40 hari untuk mengembalikan performa pemain. Sebaliknya jika lebih dari sebulan, maka bisa sampai enam minggu," terang Danilo.
Oleh karena itu, ia berharap kompetisi bisa kembali bergulir agar masyarakat mendapatkan hiburan di rumah, sedangkan pemain dan ofisial mempunyai penghasilan setiap bulannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Mereka (para pemain) tidak lagi khawatir karena berjauhan di tengah situasi pandemi, dan bisa saling menjaga seiring meningkatnya kasus COVID-19," kata Danilo dikutip dari laman resmi klub, Sabtu.
Baca juga: Bek Persija Ismed Sofyan optimistis tampil maksimal setelah operasi lutut
Menurut dia, PPKM Darurat akibat situasi pandemi COVID-19 memang tak terhindarkan, dan merupakan langkah terbaik meski secara signifikan merugikan industri sepak bola. Terutama, bagi klub-klub Liga 1 yang sudah mematangkan persiapan untuk mengarungi kompetisi tersebut.
"PS Sleman sudah mempersiapkan diri secara matang untuk kick off yang seharusnya bergulir pada 9 Juli 2021 lalu. Tapi kami bisa mengerti karena memang berat situasi pandemi COVID-19 saat ini," ujar Danilo.
Lebih lanjut, ia melihat situasi yang sangat mengkhawatirkan dengan perkembangan COVID-19 saat ini di Tanah Air.
Terlebih, dia mengungkapkan Brazil yang mencatat 40.000 kasus per hari sudah tersalip oleh Indonesia yang kini memiliki lebih dari 50.000 kasus.
"Banyak kerugian dari situasi ini. Tak hanya dari aspek finansial, yang sudah pasti diderita klub-klub, tapi juga kondisi pemain dan psikis yang menurun. Program yang disiapkan oleh tim pelatih jadi percuma," tegas Danilo.
Ia pun menilai latihan mandiri tidak cukup efektif untuk menjaga performa para pemain. Bagi dia, pemain bola harus melakukan kegiatan di lapangan. Namun dengan latihan mandiri setidaknya performa pemain tidak menurun drastis jika nanti kembali berlatih di lapangan.
"Idealnya, pengembalian performa itu tergantung pada masa PPKM. Jika sebulan, maka dibutuhkan 40 hari untuk mengembalikan performa pemain. Sebaliknya jika lebih dari sebulan, maka bisa sampai enam minggu," terang Danilo.
Oleh karena itu, ia berharap kompetisi bisa kembali bergulir agar masyarakat mendapatkan hiburan di rumah, sedangkan pemain dan ofisial mempunyai penghasilan setiap bulannya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021