Tangerang (ANTARA Banten) - PT Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui kerja sama dengan Universitas Tri Sakti Jakarta berhasil meningkatkan kapasitas usaha pengrajin kripik di Desa Cikareo, Kecamatan Solear, Kabupaten Tangerang, Banten, dalam waktu enam bulan melalui program pelatihan dan pendampingan.

"Bukan hanya diukur dari peningkatan penjualan, tetapi juga peningkatan kemampuan manajemen dibidang keuangan, produksi, dan pemasaran," kata Presiden Direktur PNM, Parman Nataatmadja di Tangerang, Rabu, usai menghadiri berakhirnya pelatihan dan pendampingan di desa pengerajin kripik.

Parman mengatakan, setelah berakhirnya program pelatihan dan pendampingan akan dilanjutkan dengan dukungan pembiayaan yang dilaksanakan Unit Layanan Modal Mikro (UlaMM) PNM yang memegang wilayah tersebut, kemudian PNM akan melanjutkan ke sentra usaha lain yang membutuhkan peningkatan kapasitas.

Parman menjelaskan, sasaran PNM dalam melaksanakan program peningkatan kapasitas usaha diprioritaskan daerah-daerah yang selama ini menjadi klaster industri mikro dengan harapan menjadi mandiri dan berorientasi ekspor melalui sedikit sentuhan.

"Ibaratnya kami dari PNM ini hanya memberikan sedikit vitamin untuk meningkatkan daya tahan maka pengusaha mikro itu sudah mampu untuk meningkatkan kapasitas produksi dan penjualannya," ujar dia.

Parman mengatakan, PNM dalam menjalankan program peningkatan kapasitas usaha selalu menggandeng dengan pihak perguruan tinggi di dekat lokasi yang menjadi sasaran dengan maksud mereka lebih memahami budaya dan bahasa di lokasi tersebut.

Pelaksanaan program sendiri biasanya hanya membutuhkan waktu tiga sampai enam bulan saja, setelah itu diserahterimakan kepada pemerintah daerah untuk memberikan dukungan lanjutan.

PNM berencana pada tahun 2012 akan melaksanakan peningkatan kapasitas usaha pada 16 klaster industri mikro, sedangkan pada tahun 2011 telah dilaksanakan pada 5 klaster industri mikro.

Parman mengatakan, dalam melaksanakan peningkatan kapasitas usaha pihaknya juga memberikan bantuan modal, namun nilainya tidak sama antara satu klaster dengan klaster lainnya sangat bergantung kepada industri yang dilaksanakan di daerah tersebut.

Parman mengatakan, sebagai gambaran untuk klaster industri kripik di Cikareo dan Cirendeu pihaknya menyalurkan sebesar Rp1 miliar, sedangkan di klaster industri kulit Serpong Kota Tangerang, Bantul klaster industri gula semut, dan Ungaran klaster industri limbah pabrik kain berkisar Rp 2-4 miliar.

Sementara itu Bupati Tangerang Ismet Iskandar yang hadir pada acara tersebut berharap program pelatihan dan pendampingan yang dilaksanakan PNM akan dapat mencetak pengusaha mikro dan kecil yang profesional dan inovatif.

Terkait dengan dukungan Pemkab Tangerang, Ismet mengatakan, telah meminta Kepala Dinas Perdagangan dan Kepala Dinas Koperasi dan UMK untuk segera menyiapkan anggaran untuk mendukung kekurangan pada klaster binaan PNM.

Menurut dia, kalau melihat paparan Universitas Trisaksi kendala pengusaha di Cikareo dan Cirendeu ini pada pengadaan peralatan produksi kripik dan ketersediaan bahan baku maka hal ini akan kita fasilitasi melalui anggaran yang tersedia.

"Kalau anggaran 2012 ini sudah terpakai seluruhnya, nanti akan dicarikan dari anggaran perubahan atau dimasukan pada tahun 2013, nanti bentuknya hibah peralatan," kata dia.

Hartono (42 tahun) salah seorang pengusaha mikro binaan PNM di Desa Cikareo mengatakan, dirinya merasakan manfaat dari hasil pelatihan dan pendampingan yang dilaksanakan PNM dan Universitas Trisakti.

Apabila sebelumnya penjualannya hanya mencapai 5000 paket  per hari dengan harga Rp6000 per paket, maka setelah mendapatkan bimbingan selama enam bulan berhasil menjual sampai 10.000 paket per hari, ujar dia.

Hartono sebagai mantan pekerja kontrak awalnnya, tidak menyangka kalau usahanya sebagai pengerajin kripik yang ditekuninya sejak tahun 2002 akan membuahkan hasil, bahkan kini tidak hanya kripik singkong tetapi juga kripik dari bahan lain, sampai 12 jenis produk yang telah dihasilkan.

Sedangkan Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Banten Achmad Sari Alam yang hadir pada acara tersebut, mengatakan, pengusaha restoran di Banten selama ini sangat terbuka dalam menampung produksi pengerajin mikro dan kecil.

Pengusaha yang tergabung di dalam PHRI Banten memiliki kewajiban tidak hanya pengembangan pariwisata tetapi juga mengembangkan ekonomi kerakyatan dengan menggandeng pengusaha mikro dan kecil, ujar dia.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2012