Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia Esam A Abid Althagafi sejak bertugas di Indonesia tahun 2019 yang lalu sudah berkeliling mengunjungi berbagai tempat di Indonesia seperti di Semarang, Yogyakarta, Bali, Kendari, Malang, dan  Bandung. 
       
Ia berkeinginan untuk berkeliling ke seluruh tempat menarik di Indonesia, tetapi terhadang oleh pandemi COVID-19 sehingga belum bisa terwujud. 
       
Pernyataan tersebut diungkapkan Esam dalam Forum Diskusi Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Lingkar Merdeka online Rabu siang (30/6/2021l.
       
Diskusi dengan Esam yang dipandu oleh Ketua Bidang Pendidikan SMSI Pusat Dr. Retno Intani ZA, MSc, berjalan lancar dan mendapat sambutan antusias dari para peserta yang sebagian besar adalah pengurus dan anggota SMSI. 
       
Ketertarikan Esam pada tempat-tempat menarik di Indonesia tidak terlepas dari minatnya pada kajian manusia dan budaya. Pengalamannya selama 40 tahun menjadi diplomat di berbagai negara membuatnya sering bertemu dengan berbagai ragam manusia dan budaya yang menarik perhatiannya.
       
Maka, sejak Kerajaan Arab Saudi mencetuskan program Visi 2030 yang diprakasai Putra Mahkota Mohammad Bin Salman, Saudi terus membuka diri dari berbagai aspek termasuk aspek sosial dan budaya.
       
Dubes Esam turut menggiatkan pengetahuan berbagai peninggalan sejarah peradaban di Arab Saudi untuk membantu promosi Saudi sebagai tujuan wisata popular bagi orang-orang dari berbagai latar belakang dan budaya yang berbeda.
       
Industri minyak dan gas yang selama ini menjadi tulang punggung ekonomi Saudi memang menyusut dan ketika Al Gazali, peserta diskusi mempertanyakan industri lain apa yang hendak diciptakan dan mengapa tidak mendidik anak-anak pesantren yang pandai bahasa Arab dilatih menjadi teknisi perminyakan dan gas yang bisa dioptimalkan untuk mendongkrak perminyakkan, Esam menjawab bahwa industri lain sudah dipikirkan dan Saudi saat ini sedang membangun ‘Giant Tourism Project’.
       
Saudi sedang menargetkan untuk dapat menciptakan 1 juta pekerjaan baru untuk warga Arab Saudi dan mengundang 100 juta wisatawan asing.
       
Menyadur penjelasan Kepala Pariwisata Arab Saudi, Ahmed Al Khateeb saat peluncuran proyek Ad Diriyah (Sept/2019) kepada Agence France-Press yang dikutip JawaPos.com,  terdapat paling tidak lima situs warisan budaya yang sudah diakui UNESCO di Arab Saudi yang bisa dikunjungi umum, yakni Madain Salih, situs arkeologi  yang menyimpan 111 makam dari era Kerajaan Nabatea.
       
Selain itu Air Mancur King Fahd, yakni air mancur dengan ketinggian mencapai 312 meter, Jeddah Tower, dan Kawah Al Wahbah, kawah yang di tengahnya terdapat garam putih serta dipenuhi rumput dan palem, dan obyek wisata Ukiran Batu Jubbah, yakni tempat ukiran batu yang paling terkenal di Arab Saudi.
      
Arab Saudi yang selama ini hanya fokus di pariwisata agama dan bisnis, kini sudah membuka diri dengan membuka pariwisata non religi, tetapi Saudi selaku pemilik kota suci Mekah dan Madinah tentu tidak akan membiarkan pariwisata non religi merusak jejak-jejak peradaban rohani yang melekat di negara itu.
      
Mendorong keterbukaan yang sudah digulirkan Kerajaan Arab Saudi, maka untuk menandai 40 tahun perjalanan karir sebagai seorang diplomat, Dubes Esam Althagafi menulis buku bertajuk “Dubes Di antara  Dua Kutub” yang sudah direlease dan dapat dibaca untuk umum.
      
Diskusi diawali dengan pengantar dari Ketua Umum SMSI Firdaus yang memperkenalkan SMSI kepada Dubes Saudi untuk Indonesia dan menawarkan berbagai kerjasama SMSI dengan perusahaan media di Saudi Arabia. 
       
Di penghujung pertemuan Dubes Esam Althagafi menyambut baik dan mempersilakan  pihak-pihak yang ingin bekerjasama  untuk tidak ragu menghubunginya.





 

Pewarta: Lukman Hakim

Editor : Lukman Hakim


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021