Abbott menyediakan perangkat rapid test antigen yang lebih nyaman namun dengan tingkat akurasi tinggi.

"Tidak ada rasa sakit sama sekali, karena kedalamannya hanya dua centimeter dari permukaan lubang hidung," kata Hilda, tenaga kesehatan lab drive thru Halodoc Tomang, Jakarta, Jumat.

Hilda menjelaskan efektivitas dan kenyamanan pasien dalam proses pengambilan sampel sekresi merupakan salah satu kelebihan metode dan teknologi dari Panbio Abbott antigen nasal.  

Berbeda dengan alat lain yang proses pengambilan sampelnya sampai ke nasofaring (sampai ke pangkal tenggorokan), Abbott Panbio antigen nasal ini mudah dilakukan yaitu hanya di dinding hidung dengan kedalaman 2cm dari ujung hidung.

"Sejauh ini tidak ada kata lain selain nyaman dibandingkan alat lain yang membuat pasien merasa kurang nyaman karena pengambilan sampelnya lebih dalam," ujarnya 

Hilda mengakui sejauh ini permintaan swab antigen dengan metode nasofaring memang masih lebih banyak dibandingkan metode nasal di lab Tomang. Namun menurutnya,  setelah diberi tahu kelebihan teknik nasal baik dari sisi kenyamanan maupun efektivitas serta akurasinya yang tinggi, pasien-pasien tersebut biasanya memilih beralih ke Panbio antigen nasal. 

Tak hanya memberikan rasa nyaman kepada pasien, proses pengambilan sampel sekresi yang simple juga memberi kemudahan kepada tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas. 

Nakes tidak perlu waktu lama untuk berinteraksi dengan pasien sehingga meminimalkan risiko yang mengganggu seperti batuk dan bersin. 

Dengan waktu pengambilan sampel yang lebih singkat, berarti tindakan menggunakan Panbio antigen nasal ini juga mengurangi risiko nakes tertular virus COVID-19.

Nugraheni misalnya, sebagai pegawai lembaga independen pengawas persaingan usaha, kerap mendapat jadwal dinas keluar kota minimal sekali sebulan. Sesuai aturan pemerintah, ia pun harus selalu menunjukkan surat keterangan hasil negatif rapid test antigen yang sampelnya diambil dalam kurun waktu maksimal 1x24 jam sebelum keberangkatan.

"Waktu awal-awal sih suka agak cemas, tapi lama-lama jadi biasa. Tapi yang kadang kadang bikin males, karena keahlian petugas yang menangani beda-beda. Ada yang lembut jadi tidak terasa sakit, tapi banyak juga yang sakit sampai keluar air mata. Ada juga yang nyoloknya secukupnya sehingga terasa lebih nyaman," kata Nugraheni.

Tak beda jauh dengan Nugraheni, Dwi dan Mayra juga mengaku proses rapid test antigen sering menjadi momok tersendiri karena ketidaknyamanan yang mereka rasakan. 

"Sakit banget karena nyoloknya sampai ke belakang hidung, aku sampai sering nangis," ujar Dwi, jurnalis yang selama masa pandemi COVID-19 ini sempat mendapatkan tugas  liputan keluar kota. 

Selain untuk keperluan bepergian, beberapa kali rapid test antigen juga harus ia alami saat masuk sebuah perkantoran/instansi untuk keperluan terkait tugas jurnalistiknya.    

"Kalau nggak pinter nakesnya dan terlalu dalam nyoloknya, memang suka sakit. Makanya, kalau ada alternatif rapid test yang lebih nyaman, saya mau juga," timpal Mayra, pegawai Ditjen Migas yang hampir tiap minggu melakukan perjalanan dinas keluar kota. 

Metode swab antigen bertujuan untuk mencari/mendeteksi adanya protein dari virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19. Selain mengungkapkan bila seseorang terinfeksi patogen seperti virus SARS-CoV-2, rapid test antigen juga bisa digunakan sebagai tes skrining, sehingga tindakan pencegahan penularan infeksi dapat segera dilakukan.

Abbott Panbio Antigen Nasal, solusi Kenyamanan Rapid Test Antigen.

Proses pengambilan sampel sekresi dalam rapid test antigen dengan memasukan alat test yang cukup panjang sampai ke bagian paling atas tenggorokan yang posisinya di belakang hidung memang sering dikeluhkan oleh banyak pasien khususnya bagi yang baru pertama kali menjalani tes swab antigen. Sampel kemudian diletakkan ke dalam botol untuk uji selanjutnya.

Pada kasus tertentu, sejumlah pasien bahkan mengalami luka berdarah pada hidung pasca tes swab antigen berlangsung. Tidak heran kalau proses tersebut bisa menimbulkan trauma tersendiri, apalagi bagi anak-anak yang kulit hidungnya relative lebih sensitif dibandingkan orang tua.

Tri Laksono, seorang karyawan swasta yang bertempat tinggal di Bogor menemukan solusinya beberapa waktu lalu.  Pertengahan April, saat akan melakukan perjalanan keluar kota dengan kendaraan pribadi bersama keluarganya, ia melakukan rapid test antigen sekeluarga di sebuah klinik yang menyediakan drive thru di Bogor. Di klinik lab tersebut, Tri mendapatkan 2 jenis tawaran swab rapid test antigen yaitu paket standar dan premium. 

“Kami memilih yang premium menggunakan Panbio Antigen Nasal dari Abbott karena tingkat akurasinya tinggi. Apalagi dibandingkan dengan paket yang standar, selisih biayanya tidak terlalu jauh, tidak sampai 50 ribu rupiah,” ujarnya.

Sekilas informasi, alat rapid tes Panbio™ COVID-19 Ag adalah alat uji aliran lateral untuk deteksi cepat kualitatif virus SARS-CoV-2 yang andal, praktis dan terjangkau. Panbio COVID-19 Ag bertanda CE, telah menerima Emergency Use Listing (EUL) atau Daftar Penggunaan Darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sudah tentu telah memiliki ijin edar dari Kemenkes hingga memenuhi syarat penggunaan yang ditetapkan oleh Kemenkes. 

Tes rapid Abbott Panbio antigen nasal tidak memerlukan instrumentasi dan memberikan hasil sekitar 15 menit. Dengan proses yang simple, alat ini sangat cocok untuk pengujian dalam skala besar pada berbagai keadaan dan kondisi masyarakat. Tes Panbio COVID-19 Ag telah digunakan secara luas di Eropa, Asia, dan Afrika. 

Hasil studi klinis oleh Abbott terhadap 585 sampel menunjukkan bahwa uji Panbio COVID-19 Ag memiliki sensitivitas (kecocokan positif) sebesar 98,1% dan spesifisitas (kecocokan negatif) 99,8% pada orang yang diduga terpapar COVID-19 atau mengalami gejala-gejala akibat virus tersebut dalam tujuh hari terakhir.

Lebih dari akurasinya yang tinggi, Tri Laksono tidak menduga, proses pengambilan sampel sekresi dengan alat dari Abbott Panbio antigen nasal ternyata tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali. Proses usap hidung untuk mengumpulkan spesimen tidak berlangsung invansif karena hanya membutuhkan pengambilan sampel sedalam 2 centimeter dari permukaan lubang hidung.

Tri hanya perlu memiringkan kepala ke belakang kira-kira 70 derajat, lalu kapas bertangkai dimasukkan ke lubang hidungnya sambil diputar dengan hati-hati sampai kedalaman lebih kurang 1 inci (sekitar 2cm). Setelah itu ia rasakan kapas diputar lima kali mengelilingi dinding hidung. Dengan menggunakan kapas yang sama, prosedur diulangi pada lubang hidung kedua, sebelum akhirnya dikeluarkan dari lubang hidung secara perlahan. 

Tri merasa nyaman sehingga ia pun tidak khawatir terhadap reaksi anak-anaknya yang terlihat tenang ketika diambil sampel sekresinya.  Produk ini cocok digunakan oleh siapa saja, termasuk anak-anak yang memiliki kondisi hidung cenderung lebih sensitif dibandingkan orang dewasa, remaja, hingga lansia.

"Sebelumnya saya sudah beberapa kali melakukan swab test antigen, dan rasanya memang lebih sakit. Swab dengan Panbio nasal ini ternyata tidak sakit," ujarnya.
  
Tri Laksono menyatakan, ia akan memilih Panbio dari Abbott kalau lain waktu memerlukan rapid test antigen lagi. "Ya (alasannya) karena nggak sakit, tingkat akurasinya tinggi dan harga (relatif) murah. Jadi manusiawi lah kalau lain kali saya pilih lagi Panbio antigen nasal ini," ujarnya.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021