Lebak, (ANTARABanten) - Pemerintah Kabupaten Lebak masih kekurangan sekitar 100 bidan yang akan ditempatkan di 40 puskesmas yang tersebar di 28 kecamatan, kata Kepala Kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Hj Meitun Rukiah.

Hj Meitun Rukiah di Lebak, mengatakan, pihaknya terus mengusulkan penambahan kontrak pegawai tidak tetap (PTT) bidan desa kepada Kementerian Kesehatan di Jakarta.

Menurut dia, saat ini tenaga bidan PTT di Kabupaten Lebak yang ada mencapai 258 orang dan belum sesuai dengan jumlah 345 desa/kelurahan.

Kekurangan tersebut, kata dia, terpaksa satu desa ditangani oleh dua sampai tiga bidan.

Karena itu, pihaknya mendesak Kementerian Kesehatan segera membuka lowongan lagi penambahan jumlah bidan PTT.

Dari 258 bidan itu, lanjut dia, mereka yang ditugaskan di daerah sangat terpencil sebanyak 163 orang.

"Saya kira dengan adanya penambahan bidan desa itu, tentu bisa menekan angka kematian ibu dan bayi. Sebab persalinan di desa masih banyak ditangani dukun beranak atau paraji," ujarnya.

Dia juga mengatakan, saat ini jumlah bidan yang ada tercatat 754 orang terdiri dari status pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 496 orang dan tenaga kontrak mencapai 258 orang.

Selama ini, menurut dia, pelayanan kesehatan di desa-desa di Kabupaten Lebak berjalan dengan baik menyusul adanya bidan PTT tersebut.

"Tugas mereka melaksanakan persalinan, imunisasi, pembinaan kader posyandu, pengobatan, pemulihan gizi dan penyuluhan prilaku hidup bersih dan sehat," katanya.

Mereka setiap bulan menerima gaji Rp1,7 juta dan bidan yang bertugas di desa sangat terpencil mendapatkan insentif Rp1,7 juta dari Pemerintah Pusat dan Rp200 ribu per bulan dari Pemerintah Kabupaten.

Pemberian intensif dan gaji melalui rekening bank masing-masing.

"Kami minta bidan PTT agar bekerja dengan maksimal dan tidak bermalas-malas," katanya.

Sementara itu, Novi, seorang bidan desa terpencil di Puskesmas Cirinten mengaku dirinya setiap hari terus memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, di antaranya pengobatan, persalinan, imunisasi hingga penyuluhan ke kampung-kampung dengan lokasi berbukit terjal di hutan belukar kawasan Gunung Kendeng.

"Kami kalau musim hujan menggunakan rantai untuk dililitkan ke ban sepeda motor karena kondisinya berlumpur dan sulit dilintasi angkutan," katanya menjelaskan.    ***4***

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011