Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Al-Khairiyah H Ali Mujahidin menyambut baik terpilihnya salah satu tokoh masyarakat Banten H Embay Mulya Syarief sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA) masa bakti 2021-2026.  
       
“Kami menyambut baik terpilihnya H Embay Mulya Syarief sebagai pimpinan Mathla’ul Anwar yang baru. Selamat dan sukses buat H Embay dan Mathla’ul Anwar,” katanya kepada wartawan di Cilegon, Banten, Sabtu malam (3/4/2021).
       
Ali Mujahidin yang biasa disapa “Haji Mumu” itu mengemukakan keterangan tersebut terkait terpilihnya H Embay Mulya Syarif sebagai Ketua Umum PBMA yang baru pada Muktamar ke-20 Mathla’ul Anwar di Megamendung Bogor Jawa Barat yang berlangsung tanggal 1 hingga 3 April 2021.
       
Ketua Umum PB Al-Khairiyah lebih lanjut mengemukakan harapannya agar Al-Khairiyah dengan Mathla’ul Anwar yang sama-sama lahir di Banten bisa bekerjasama dalam pengembangan program-program keumatan, terlebih, menurut Haji Mumu, H Embay Mulya Syarief adalah juga bagian dari keluarga besar Al-Khairiyah.
       
“Al-Khairiyah dengan H Embay sudah tidak asing lagi, dan semoga dibawah kepemimpinannya Mathla’ul Anwar semakin maju dan berkembang,” kata pimpinan lembaga pendidikan Islam yang berbasis di Cilegon Banten itu.
       
Al-Khairiyah itu sendiri didirikan oleh tokoh pendidikan yang juga pejuang kemerdekaan, Brigjen KH Syam’un pada 1916 dalam bentuk pengajian yang kemudian pada 5 Mei 1925 dimantapkan menjadi organisasi yang lebih terstruktur dan formal.
       
Nama “Al-Khairiyah” diambil dari sebuah nama bendungan di Sungai Nil Mesir, dengan harapan dapat menambah semangat juang KH Syam’un dalam dunia pendidikan serta membawa manfaat yang besar bagi masyarakat, agama dan negara, sebagaimana bendungan tersebut yang memberi manfaat bagi masyarakat Mesir.
       
KH Syam’un yang lahir pada 05 April 1894 di kampung Beji, Desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara Kabupaten Serang yang saat itu masih berupa Keresidenan Banten dan masuk ke dalam Provinsi Jawa Barat telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi pada November 2018.
       
Ketua Umum PB Al-Khairiyah Ali Mujahidin selaku cucu dari KH Syam’un dalam beberapa kesempatan mengemukakan harapannya agar anak-anak didik di lingkungan Al-Khairiyah dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi (Universitas Al-Khairiyah) dapat meneladani semangat juang Pahlawan Nasional KH Syam’un. 
       
KH Syam’un dalam perjalanan hidupnya juga dikenal sebagai tokoh  atau figur yang sangat menghargai waktu serta selalu berpikir positif, holistik (sinergis), strategis, proaktif, antisipatif, sistimatis, dan egaliter serta selalu siap melayani dan memberikan keteladanan. 
     
Pahlawan Nasional Brigjen KH Syam’un itu sendiri adalah keturunan dari KH Wasid, seorang ulama dan tokoh perlawanan pada peristiwa “Geger Cilegon”, yaitu perlawanan bersenjata rakyat Banten terhadap kekuasaan pemerintah Hindia Belanda yang terjadi pada 9 Juli 1888.
       
Sementara itu Mathla’ul Anwar adalah Ormas Islam yang didirikan pada 1916 oleh KH E Mohammad Yasin, KH Tb Mohammad Sholeh, dan KH Mas Abdurrahman di daerah Menes, Pandeglang Banten.
       
Saat ini Mathla’ul Anwar mempunyai perwakilan di semua provinsi di Indonesia dan di beberapa negara sahabat serta mengelola ribuan satuan pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi.
       
PBMA juga sudah mengajukan usulan kepada Pemerintah agar salah satu pendiri Mathla’ul Anwar KH Mas Abdurrahman ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional terkait jasanya yang besar bagi pendidikan umat dan bangsa Indonesia. 

 

Pewarta: Lukman Hakim

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021