Berdirinya sejumlah industri dengan skala nasional di Kota Cilegon, tak lantas mengubah kondisi kehidupan sosial dan kebiasaan hidup masyarakat sekitar. Bahkan di sejumlah wilayah perkampungan Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, sebagian masyarakat nya masih terbiasa buang air besar di kebun (Dolbon) atau di lahan terbuka.

Seperti diakui Jahidi Ketua RT 11/ RW 03 lingkungan Nagreg, pada Selasa (02/03), menjelaskan dari 80 KK yang tercatat ada di wilayahnya, baru sebanyak 24 rumah dari 24 KK yang memiliki jamban yang memadai. Sementara sisanya, masih terbiasa BAB sembarang di lahan kebun warga. 

"Di sini mah masih banyak, dari 80 KK itu baru 24 rumah yang punya jamban. Itu yang dolbon karena memang enggak punya jamban, tapi banyak juga yang karena terbiasa," katanya.

Sementara dikatakan Kepala Seksi Tata Pemerintahan dan Ketertiban Umum Kelurahan Kepuh Kholilullah, saat ini setidaknya ada sekitar delapan lingkungan di wilayahnya yang sebagian masyarakatnya masih BAB di kebun warga. Pihak nya hingga saat ini masih terus melakukan sosialisasi dan kampanye kepada masyarakat tentang pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, agar masyarakat tidak lagi BAB di lahan terbuka. 

"Di kita itu dari delapan lingkungan yakni Nagreg, Sambironyok, Sabrang, Cipaot, Cikendat, Cigobang, Combong, dan Keserangan itu sepuluh persen masyarakat nya masih Dolbon (BAB di kebun). Upaya yang kami lakukan ya sosialisasi, memohonkan ke pihak terkait agar warganya yang tidak mampu segera dibangunkan jamban," jelasnya.

Pihak kelurahan juga mengaku sebenarnya Pemerintah Kota Cilegon selama ini sudah berupaya membangunkan jamban bagi warga yang tidak mampu. Namun sayangnya, jumlah ini masih dinilai belum memadai.

"Bantuan untuk bangunan jamban dari pemerintah dari swasta juga sebenarnya ada. Hanya memang kuotanya tidak sebanding dengan kebutuhan KK yang membutuhkan jamban," imbuhnya.




 

Pewarta: Susmiyatun Hayati

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021