Serang (ANTARABanten) - Komisi I DPR mendesak pemerintah segera mengirimkan pasukan khusus untuk membebaskan 20 WNI yang disandera perompak Somalia di sekitar perairan laut Arab.


"Kita jangan tunduk (pada perompak-red), segera kirimkan pasukan khusus. Saya kira TNI memiliki cara-cara khusus untuk membebaskan sandera itu dari para perompak," kata anggota Komisi I DPR Enggartiasto Lukita yang juga Ketua Tim Romobongan Kunjungan Kerja Komisi I ke Banten di Serang, Senin.

Ia mengatakan, pemerintah dalam hal ini Menko Polhukam diharapkan segera berkoordinasi dengan Menteri Luar Negeri untuk mencari jalan keluar dalam upaya membebaskan WNI yang disandera para perompak tersebut.

"Harus diselamatkan nyawa mereka," kata anggota DPR dari Fraksi Golkar tersebut.

Enggartiasto mengatakan, pemerintah jangan tunduk terhadap para perompak tersebut dan sesegera mungkin mengirimkan pasukan khusus dari TNI seperti yang telah dilakukan pemerintah Malaysia. Sebab, TNI pasti memiliki cara tersendiri dengan berbagai pengalaman yang telah dimiliki untuk pembebasan para sandera.

Sementara Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dalam keterangan pers di Kantor Presiden Jakarta, Senin (11/4) sore, mengatakan, pemerintah sejak mendapat informasi pertama mengenai adanya insiden pembajakan langsung menyiapkan sejumlah langkah pembebasan sandera dengan mengutamakan keselamatan WNI yang disandera.

"Sejak ada laporan terjadinya pembajakan tersebut, pemerintah sudah kelola dan tangani dengan baik, sejak ada kejadian, Presiden pimpin rapat dengan undang menteri terkait yaitu Menko Polhukam, Menlu, Kepala BIN dan kepolisian," kata Djoko.

Kesimpulan rapat yang dipimpin oleh Presiden itu, menurut Djoko, pemerintah terus berkomunikasi dengan pemilik kapal dan terus memantau kondisi awak kapal yang disandera untuk memastikan kesehatan dan keselamatan mereka.

"Saat ini terakhir kita lakukan komunikasi dua hari lalu, dengan pemilik kapal, pematangan proses negosiasi, pemilik kapal berjanji akan penuhi tuntutan pembajak namun perlu kejelasan dan negosiasi tentang kontak person siapa dan proses pengiriman serta jaminan keselamatan kapal dan awaknya nanti," kata Djoko.

Ia mengakui perundingan tidak bisa dibatasi oleh waktu atau tenggat waktu tertentu karena dinamika proses negosiasi dengan berbagai faktor yang mempengaruhi termasuk kondisi psikologis para pembajak itu sendiri.

Sebelumnya, Kapal Sinar Kudus dibajak oleh perompak Somalia di perairan Laut Arab, saat melakukan perjalanan dari Pomalaa, Sulawesi Tenggara menuju Rotterdam, Belanda, pada 16 Maret 2011 lalu.

Kapal yang diawaki 31 ABK dan 20 orang di antaranya Warga Negara Indonesia (WNI) tersebut bermuatan bijih nikel.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011