Jakarta (ANTARANews) - PT Kalbe Farma Tbk, perusahaan farmasi swasta nasional saat ini mulai membangun pabrik obat kanker pertama seluas 3.800 meter persegi di kawasan industri Pulogadung, Jakarta.    


"Kami menargetkan pabrik dapat beroperasi serta memenuhi kebutuhan masyarakat pada 2013," kata Deputi Direktur Ethical PT Kalbe Farma Tbk, Joni Fauzi di Jakarta, Rabu.    
   
Joni mengatakan, PT Kalbe Farma Tbk selama ini memasok 18 varian obat kanker ditambah sejumlah nutrisi bagi pasien kanker yang beberapa diantaranya hasil produksi sendiri bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran UI dan RS Kanker Darmais.    
   
Joni menambahkan, 18 obat kanker saat ini masih diimpor dalam bentuk utuh. Diharapkan dengan berdirinya pabrik di Pulogadung akan dapat mengurangi harga obat 30 sampai 50 persen.    
   
"Pabrik di Pulogadung menggunakan teknologi tinggi (padat teknologi) mulai dari produksi obat sampai dengan kemasan sehingga akan mengurangi biaya produksi," jelas Joni.    
   
Menurut Joni, saat ini pembangunan pabrik tengah dalam proses registrasi, negosiasi dengan pemilik barang berkaitan dengan beralihnya impor dari barang utuh menjadi bahan baku.    
   
Joni mengatakan, Kalbe sudah lebih dari 10 tahun turut membantu pasien-pasien kanker bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia dan PT ASKES, kehadiran pabrik ini akan memberikan terobosan dalam memerangi penyakit ini.    
   
Nilai investasi pembangunan pabrik ini antara Rp150 sampai dengan Rp200 miliar, diharapkan dalam waktu lima tahun setelah pabrik beroperasi sudah kembali modal, ujar dia.    
   
Terkait bahan baku, Direktur Pemasaran Ethical PT Kalbe Farma Tbk, Michael Buyung mengatakan, sepenuhnya bahan baku pabrik masih didatangkan dari Eropa dan Amerika Latin.    
   
"Indonesia saat ini belum memiliki industri hulu untuk kebutuhan pabrik obat kanker karena dianggap tidak ekonomis, produksinya harus untuk konsumsi besar," ujar dia.    
   
Michael mengatakan, saat ini kebutuhan obat kanker lokal di Indonesia mencapai Rp800 sampai dengan Rp1 triliun per tahun.

Michael lebih jauh menjelaskan, pabrik ini nantinya akan memproduksi obat kanker meliputi oral maupun injeksi dengan harga yang terjangkau dibandingkan saat ini.    
    
Bahkan saat ini sudah ada obat kanker yang disebut "targeted theraphy" yang memungkinkan pengobatan dapat langsung ke sumber penyakit sayangnya harganya masih sangat mahal.

"Umumnya harga obat kanker sekitar Rp900 ribu, namun targeted theraphy biayanya bisa 7 kali lipat. Sementara obat ini harus disuntik enam kali siklus selama dua sampai tiga minggu," ujar dia.    
   
Menurut Michael, saat ini Kalbe tengah melakukan pendekatan kepada ASKES agar obat ini dapat terjangkau, ujar dia.    
   
Senior Manager Komunikasi PT Kalbe Farma Eric Tapan mengatakan, perusahaan saat ini juga aktif dalam menggalang masyarakat yang keluarganya terkena penyakit kanker ke dalam komunitas peduli kanker Indonesia (IndonesiaCancer Care Community, ICCC).

Anggotanya sudah 400 yang resmi, sementara di facebook yang ikut serta sudah 900 orang, mereka umumnya merupakan penderita kanker atau keluarganya.    
   
Menurut Eric, komunitas ini setiap bulan mengadakan pertemuan serta mengundang pakar-pakar kanker untuk memberikan penjelasan dan pemahaman mengenai penyakit ini.       
   
"Komunitas ini bertujuan untuk memberikan pemahaman sekaligus menepis anggapan sebagian masyarakat kalau penyakit ini tidak dapat disembuhkan dan biayanya sangat mahal," ujar Eric.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011