Direktur PT SOHO Industri Pharmasi, Dr Raphael Aswin Susilo Widodo, ST, MSi mengatakan suplemen dengan kandungan ekstrak Echinacea Purpurea bisa meningkatkan imun tubuh.
"Ekstrak Echinacea Purpurea ini terdapat pada suplemen Imboost dan Imboost Force produksi kami dengan ditambahkan Zinc Picolinate yang bekerja memodulasi/mengatur sistem imun pada level optimal," kata Raphael dalam keterangan tertulis, Selasa (9/2/2021).
Sedangkan untuk Imboost Force memiliki tambahan ekstrak Blackelderberry yang dapat membantu menghambat replikasi virus serta menstimulasi peningkatan sistem daya tahan tubuh dengan cara meningkatkan produksi monosit, yaitu bagian darah putih yang berperan dalam sistem daya tahan tubuh, sehingga akan mempercepat proses penyembuhan bagi orang yang sudah sakit karena terinfeksi virus.
Lebih jauh ia menegaskan, SOHO Global Health Tbk senantiasa berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan manusia dengan memanfaatkan kekayaan alam dari tanaman asli Indonesia.
"Kami berusaha untuk membuat perbedaan positif bagi masyarakat, karena kami sangat serius dalam mengembangkan setiap bagian dari rantai nilai, dimulai dari mana kami mendapatkan bahan baku berkualitas tinggi perkebunan," kata Raphael Aswin.
Sedangkan menurut Ketua Pengurus Pusat Peralmuni (Perhimpunan Alergi-Imunologi Indonesia) Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI dalam Expert Meeting tentang Echinacea Purpurea pada 12 September 2020 disebutkan Echinace Purpurea memiliki manfaat sebagai immunomodulator, yang berarti dapat mengatur kerja sistem imun tubuh.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, Echinace Purpurea dapat digunakan untuk percegahan penyakit infeksi, salah satunya infeksi pada saluran pernafasan atas dan bawah, kata Iris.
Para ahli Peralmuni dalam pertemuan itu menyimpulkan sejumlah hal. Pertama, Echinacea merupakan jenis tumbuhan herbal yang umum diteliti penggunaannya dalam berbagai kasus infeksi saluran napas dan common cold. Echinacea memiliki berbagai komponen zat aktif yang dianggap berperan sebagai imunomodulator, antara lain alkamide, ketoalkana, turunan asam cafeic, polisakarida, dan glikoprotein.
Kedua, sebagai imunomodulator, Echinacea dapat berperan sebagai imunostimulan ataupun imunosupresan, bergantung pada kondisi sistem imun tubuh.
Bahkan, dalam studi in-vitro lainnya, didapatkan bahwa pemberian Echinacea menghambat beberapa jenis virus, seperti virus influenza A dan B, virus parainfluenza, dan respiratory syncytial virus (RSV) melalui mekanisme interaksi langsung dengan partikel virus serta protein pembungkus virus.
Ketiga, berdasarkan data dari berbagai studi klinis yang ada, Echinacea purpurea dapat diberikan sebagai salah satu langkah preventif ataupun terapi komplementer pada awal penyakit selama pandemi COVID-19 untuk menjaga imunitas tubuh. Dosis pemberian yang dianjurkan sesuai dengan BPOM adalah 3 kali sehari untuk sediaan 250 mg, ataupun sekali sehari untuk sediaan 1000 mg.
Hal serupa juga disampaikan para ahli yang tergabung dalam PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) melalui acara webinar Expert Meeting bertajuk “Peranan Echinacea Purpurea di Pandemi COVID-19” yang digelar pada 19 September 2020.
Dari hasil diskusi tersebut, sejumlah kesimpulan diperoleh. Pertama, berdasarkan data penelitian yang ada, pemberian Echinacea purpurea berperan sebagai imunomodulator dan membawa komponen sistem imun ke level yang dibutuhkan agar tubuh siap untuk melawan infeksi. Echinacea purpurea juga tidak menyebabkan terjadinya badai sitokin (cytokine storm).
Kedua, pada COVID-19 terdapat berbagai modalitas terapi yang diberikan. Echinacea purpurea dapat diberikan sebagai salah satu modalitas tersebut, yaitu sebagai terapi preventif pada orang sehat ataupun terapi adjuvan dalam kasus KTG (konfirmasi tanpa gejala) dan pasien gejala ringan.
Ketiga, dosis Echinacea purpurea yang diberikan sesuai dengan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebesar 1000mg sekali sehari, selama 8 minggu atau sampai dengan hasil swab negatif.
Dr. Erlina Burhan, Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Umum Persahabatan, mengatakan saat ini, 80% pasien COVID-19 di Indonesia tercatat KTG dan pasien bergejala ringan. Sisanya, 20%, adalah pasien yang bergejala sedang dan berat. Oleh karena itu, penting melakukan perlindungan diri dengan tetap memelihara dan meningkatkan imunitas tubuh, antara lain dengan mengonsumsi suplemen atau vitamin yang mengandung Echinacea Purpurea.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Ekstrak Echinacea Purpurea ini terdapat pada suplemen Imboost dan Imboost Force produksi kami dengan ditambahkan Zinc Picolinate yang bekerja memodulasi/mengatur sistem imun pada level optimal," kata Raphael dalam keterangan tertulis, Selasa (9/2/2021).
Sedangkan untuk Imboost Force memiliki tambahan ekstrak Blackelderberry yang dapat membantu menghambat replikasi virus serta menstimulasi peningkatan sistem daya tahan tubuh dengan cara meningkatkan produksi monosit, yaitu bagian darah putih yang berperan dalam sistem daya tahan tubuh, sehingga akan mempercepat proses penyembuhan bagi orang yang sudah sakit karena terinfeksi virus.
Lebih jauh ia menegaskan, SOHO Global Health Tbk senantiasa berkomitmen untuk meningkatkan kesehatan manusia dengan memanfaatkan kekayaan alam dari tanaman asli Indonesia.
"Kami berusaha untuk membuat perbedaan positif bagi masyarakat, karena kami sangat serius dalam mengembangkan setiap bagian dari rantai nilai, dimulai dari mana kami mendapatkan bahan baku berkualitas tinggi perkebunan," kata Raphael Aswin.
Sedangkan menurut Ketua Pengurus Pusat Peralmuni (Perhimpunan Alergi-Imunologi Indonesia) Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, Sp.PD-KAI dalam Expert Meeting tentang Echinacea Purpurea pada 12 September 2020 disebutkan Echinace Purpurea memiliki manfaat sebagai immunomodulator, yang berarti dapat mengatur kerja sistem imun tubuh.
Berdasarkan mekanisme kerjanya, Echinace Purpurea dapat digunakan untuk percegahan penyakit infeksi, salah satunya infeksi pada saluran pernafasan atas dan bawah, kata Iris.
Para ahli Peralmuni dalam pertemuan itu menyimpulkan sejumlah hal. Pertama, Echinacea merupakan jenis tumbuhan herbal yang umum diteliti penggunaannya dalam berbagai kasus infeksi saluran napas dan common cold. Echinacea memiliki berbagai komponen zat aktif yang dianggap berperan sebagai imunomodulator, antara lain alkamide, ketoalkana, turunan asam cafeic, polisakarida, dan glikoprotein.
Kedua, sebagai imunomodulator, Echinacea dapat berperan sebagai imunostimulan ataupun imunosupresan, bergantung pada kondisi sistem imun tubuh.
Bahkan, dalam studi in-vitro lainnya, didapatkan bahwa pemberian Echinacea menghambat beberapa jenis virus, seperti virus influenza A dan B, virus parainfluenza, dan respiratory syncytial virus (RSV) melalui mekanisme interaksi langsung dengan partikel virus serta protein pembungkus virus.
Ketiga, berdasarkan data dari berbagai studi klinis yang ada, Echinacea purpurea dapat diberikan sebagai salah satu langkah preventif ataupun terapi komplementer pada awal penyakit selama pandemi COVID-19 untuk menjaga imunitas tubuh. Dosis pemberian yang dianjurkan sesuai dengan BPOM adalah 3 kali sehari untuk sediaan 250 mg, ataupun sekali sehari untuk sediaan 1000 mg.
Hal serupa juga disampaikan para ahli yang tergabung dalam PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia) melalui acara webinar Expert Meeting bertajuk “Peranan Echinacea Purpurea di Pandemi COVID-19” yang digelar pada 19 September 2020.
Dari hasil diskusi tersebut, sejumlah kesimpulan diperoleh. Pertama, berdasarkan data penelitian yang ada, pemberian Echinacea purpurea berperan sebagai imunomodulator dan membawa komponen sistem imun ke level yang dibutuhkan agar tubuh siap untuk melawan infeksi. Echinacea purpurea juga tidak menyebabkan terjadinya badai sitokin (cytokine storm).
Kedua, pada COVID-19 terdapat berbagai modalitas terapi yang diberikan. Echinacea purpurea dapat diberikan sebagai salah satu modalitas tersebut, yaitu sebagai terapi preventif pada orang sehat ataupun terapi adjuvan dalam kasus KTG (konfirmasi tanpa gejala) dan pasien gejala ringan.
Ketiga, dosis Echinacea purpurea yang diberikan sesuai dengan persetujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebesar 1000mg sekali sehari, selama 8 minggu atau sampai dengan hasil swab negatif.
Dr. Erlina Burhan, Dokter Spesialis Paru dari Rumah Sakit Umum Persahabatan, mengatakan saat ini, 80% pasien COVID-19 di Indonesia tercatat KTG dan pasien bergejala ringan. Sisanya, 20%, adalah pasien yang bergejala sedang dan berat. Oleh karena itu, penting melakukan perlindungan diri dengan tetap memelihara dan meningkatkan imunitas tubuh, antara lain dengan mengonsumsi suplemen atau vitamin yang mengandung Echinacea Purpurea.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021