Jakarta (ANTARANews) - PT Intiland Development Tbk telah menyiapkan rencana induk untuk pembangunan hunian ramah lingkungan (green property) untuk proyek mereka di Graha Natura Surabaya Jawa Timur.

"Kami tidak sekedar menyediakan lahan terbuka hijau, tetapi juga menerapkan sistem pengolahan limbah terpadu, serta teknologi hemat energi," kata Wakil Presiden dan Chief Operating Officer PT Intiland Development untuk proyek Graha Natura, Sinarto Dharmawan di Jakarta, Selasa.

Sinarto mengatakan, konsepnya tidak sekedar mewah, tetapi pembeli rumah nantinya juga mendapatkan nilai tambah berupa hunian yang nyaman karena lingkungannya

"Potensi lahan yang akan dikembangkan untuk proyek Graha Natura mencapai 100 hektar, untuk tahap awal akan dibangun 32 hektar untuk 492 kavling rumah tinggal, terbagi dalam empat cluster (kelompok) yang akan diluncurkan awal Februari 2011," ujar dia.

Sinarto mengatakan, pembuatan master plan pembangunan Graha Natura diserahkan kepada PTI Architects Indonesia, sedangkan untuk desain infrastruktur diserahkan kepada PT Meinnhardt Indonesia.

Managing Director PTI Architects Indonesia, Doddy Tjahjadi mengatakan, tidak mudah mewujudkan rencana induk (master plan) hunian ramah lingkungan seperti Graha Natura setidak membutuhkan satu tahun lebih untuk membuatnya lebih terperinci.

Doddy mengatakan, rencana induk untuk proyek berwawasan lingkungan harus dibuat secara cermat sehingga apa yang diinginkan benar-benar dapat tercapai.

Sebagai contoh, hunian di Graha Natura dirancang untuk memanfaatkan air seoptimal mungkin, sehingga air yang berasal dari hujan, sungai, bahkan limbah rumah tangga akan diolah dan dapat dimanfaatkan.

Doddy mengatakan, pihaknya telah membuat berbagai saluran yang ditujukan untuk menampung sekaligus memisahkan air bersih (air hujan dan permukaan) dan air kotor (limbah rumah tangga).

"Nantinya hunian di Graha Natura tidak perlu memiliki septic tank, karena langsung ditampung dalam sewerage untuk kemudian diolah menjadi air yang dapat dipergunakan untuk menyiram tanaman, mencuci kendaraan, dan sebagainya," ujar dia.

Sedangkan untuk air yang berasal dari hujan dan sungai akan ditampung dan dan diolah agar dapat dipergunakan untuk minum, masak, dan sebagainya, ujarnya.

Sedangkan untuk listrik, selain menggunakan teknologi sinar matahari (solar cell), juga rumah yang dibangun akan dimaksimalkan untuk mendapatkan pencahayaan alami dan udara sehingga akan mengurangi penggunaan lampu dan pendingin ruangan. 

Kemudian dari luas lahan hunian yang dimiliki 50 persen tidak diperkenankan untuk dibangun, serta dipergunakan untuk lahan hijau, jelasnya.

Doddy mengaku konsep ini baru diterapkan di Surabaya serta belum semua masyarakat memahami pentingnya lingkungan, namun apabila pengembang nantinya terus menerus melakukan sosialisasi kepada penghuni maka apa yang direncanakan dalam rencana induk pasti akan dapat terlaksana seluruhnya.

Dia mencontohkan sampah yang seharusnya dipisahkan mana yang dapat didaur ulang, mana yang dapat dipergunakan untuk pupuk, serta mana yang memang harus dimusnahkan.

Doddy mengaku Graha Natura tidak dirancang sampai pengolahan sampah karena Pemda sudah memiliki teknologi untuk itu, tinggal kesadaran penghuni nantinya untuk memilah-milah sampahnya.

PT Intiland Development Tbk merencanakan setelah mengadopsi teknologi ramah lingkungan untuk proyek hunian di Surabaya, langkah serupa juga akan dilakukan untuk proyek mereka di Provinsi Banten, Telaga Bestari.

Telaga Bestari juga merupakan hunian sekala besar, saat ini sudah ada pengembangan baik hunian, komersial, dan sekolah, akan tetapi lahan yang belum dikembangkan juga masih luas.   

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2011