Gubernur Sulawesi Selatan M. Nurdin Abdullah mengatakan hasil rapat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) Provinsi Sulsel memutuskan bahwa perayaan Tahun Baru 2021 ditiadakan, sedangkan perayaan Natal dilakukan secara terbatas.

"Tadi Pak Kapolda, Pangdam, sudah menyampaikan secara tegas bahwa di masa pandemi dengan kenaikan kasus yang signifikan, tentu beberapa 'event event' ke depan, termasuk misalnya perayaan Tahun Baru itu kita tiadakan," katanya usai rapat forkompinda di Rapim Kantor Gubernur Sulsel, Jumat (18/12).

Baca juga: Kemendagri beri 5.000 blanko KTP elektronik untuk Disdukcapil Penajam

Berkaitan dengan hal tersebut, maka izin keramaian ditiadakan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, menyusul lonjakan kasus COVID-19 dalam sepekan terakhir.

Alasan peniadaan perayaan Tahun Baru 2021 itu, kata Nurdin, karena bisa memancing kerumunan masyarakat dari daerah-daerah ke Makassar.

Apabila hal itu tidak diantisipasi, lanjut dia, akan memicu penyebaran COVID-19.

Oleh karena itu, katanya, peraturan dan kesepakatan yang telah diterbitkan akan ditegakkan.

Ia juga mengingatkan terkait dengan perayaan Natal oleh kaum nasrani yang dilakukan secara terbatas dan disarankan secara virtual.

Meski diakui jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) meningkat, Satgas Penanganan COVID-19 Sulsel dianggap berhasil mengendalikan angka kematian pasien COVID-19.

Mengenai kenaikan kasus harian sebanyak 531 kasus pada hari ini, Nurdin mengatakan, harus dibarengi dengan pengetesan yang lebih masif lagi. Oleh karena itu, pemeriksaan spesimen harus terus didorong semakin banyak.

Jika sebelumnya hanya sekitar 1.200 sampel spesimen yang diperiksa, sekarang sudah naik menjadi 1.600-1.900 sampel.

"Semakin banyak kita temukan, itu akan semakin memperkecil tingkat penularan, karena bisa lebih banyak dideteksi," ujarnya.
Gubernur Sulsel HM Nurdin Abdullah. ANTARA Foto/HO/Humas Pemprov Sulsel.

Pewarta: Suriani Mappong

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020