Lebak (ANTARABanten) - Menteri Pertanian, Suswono, mengatakan, kegiatan semiloka ternak kerbau tingkat nasional yang berlangsung di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, diharapkan berswasembada daging pada tahun 2014.

Pemerintah terus mendorong usaha ternak menjadikan andalan pendapatan ekonomi masyarakat dan penyerapan tenaga kerja untuk meningkatkan kesejahteraan.

"Kami berharap kita bisa swasembada daging tercapai tahun 2014," kata Suswono saat membuka semiloka ternak kerbau tingkat nasional di Kabupaten Lebak, Rabu.

Suswono mengatakan, hingga kini persedian daging sapi maupun kerbau masih impor dengan  mendatangkan dari luar negeri.

Diperkirakan daging impor saat ini mencapai 600 ribu ekor per tahun, padahal Indonesia terakhir tahun 1976 pernah menjadi negara pengekspor ternak.

Namun, selama 14 tahun terakhir 1976-1990 Indonesia mengimpor daging ternak sebanyak 18.000 ekor per tahun.

Selanjutnya, tahun 1990 sampai 2010  mengimpor ternak sebanyak 600 ribu ekor per tahun.

"Karena itu dengan semiloka ini tentu diminta dapat meningkatkan jumlah populasi ternak dan swasembada daging," katanya.

Menurut dia, kegiatan semiloka tersebut diharapkan para peternak dapat termotivasi untuk mengembangkan teknik usaha budidaya ternak kerbau untuk memenuhi swasembada daging.

Sejauh ini, populasi jumlah ternak kerbau dan sapi yang direalis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 12,5 juta.

Akan tetapi, pihaknya sangat meragukan data BPS tersebut.

Kementrian Pertanian tahun 2011 akan melakukan pendataan ternak berdasarkan usia untuk mencapai target swasembada daging.

"Saya yakin semiloka bisa memberikan semangat kepada masyarakat untuk menggeluti bidang usaha ternak untuk kesejahteraan," katanya.

Sementara itu, Bupati Lebak H Mulyadi Jayabaya mengatakan saat ini jumlah populasi kerbau yang ada sebanyak 56.105 ekor dan masuk peringkat 10 besar tingkat nasional.

"Selama ini kebutuhan  daging untuk warga secara populasi sudah swasembada," katanya.

Dia menyebutkan, selama ini peternak budidaya kerbau di Kabupaten Lebak sejak turun-temurun masih dikelola secara tradisional dengan melepaskan ke tanah lapang karena melimpahnya pakan rumput tersebut.

Dengan kebiasaan seperti itu, kata dia, jumlah populasi menjadi terhambat dan hanya setiap tahun bertambah  2.000 ekor.

"Saya minta peternak ke depan jangan sampai menjual atau memotong betina unggul karena betina dapat mempercepat jumlah populasi itu," katanya.

Dia menambahkan, budidaya ternak kerbau di Kabupaten Lebak sangat potensial karena dapat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian masyarakat.

Mereka peternak kerbau mampu membangun rumah, melaksanakan ibadah haji dan menyekolahkan anak-anaknya hingga perguruan tinggi.

Bahkan, harga kerbau di pasaran setiap tahun selalu naik, apalagi menjelang Hari Raya Kurban dan Hari Raya Idul Fitri bisa mencapai kisaran Rp12 sampai Rp15 juta per ekor.

"Kami targetkan jumlah populasi kerbau 2014 sebanyak 61.699 ekor," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2010