Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy mendorong kalangan mahasiswa di Banten untuk berkontribusi dalam ketahanan energi di provinsi ini maupun nasional.

"Provinsi Banten memiliki potensi energi baru dan terbarukan yang dapat dikembangkan," kata Andika Hazrumy dalam webinar "Ketahanan Energi dalam Menghadapi Krisis Energi Tahun 2030" yang digelar Dewan Energi Mahasiswa (DEM) Serang Raya dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di Serang, Senin.

Baca juga: 31.273 UKM kota Tangerang daftar online untuk dapat program BPUM

Turut menjadi pembicara Rektor Untirta Fatah Sulaiman dan aktivis energi nasional Ugan Gandar.

Menurut Andika, Provinsi Banten layak disebut lumbung energi listrik nasional karena banyak pembangkit listrik yang dibangun di provinsi ini untuk memenuhi kebutuhan nasional.

"Meski begitu, perlu segera adanya pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) untuk memenuhi kebutuhan energi serta mengurangi emisi gas rumah kaca," kata Andika.

Dalam kesempatan itu, Andika berharap generasi muda, khususnya mahasiswa, berkontribusi dalam ketahanan energi Provinsi Banten, dengan pola hidup yang berhubungan dengan upaya penghematan energi.

"Di bidang penelitian, mahasiswa saya harapkan ikut aktif dalam kegiatan riset terkait energi alternatif atau energi terbarukan. Misalnya ikut dalam proses pengelolaan tempat pengolahan sampah, agar keberadaan sampah ini lebih bisa bermanfaat dan memberikan eksternalitas positif yang lebih besar kepada masyarakat sekitar," kata Andika.

Wagub juga mengungkapkan, kebutuhan energi Banten saat ini meliputi kebutuhan listrik sebesar 25.680 megawatt hours (MWh) yang terdiri dari sektor industri 16.511 MWh, sektor rumah tangga 6.094 MWh, sektor komersial 2.914 MWh, dan sektor transportasi 160 MWh.

"Adapun sampai dengan tahun 2050 diprediksi kebutuhan listrik Banten sebesar 210.362 MWh, atau per tahunnya naik rata-rata sebesar 7 persen," katanya.

Menurut Wagub Banten, potensi EBT Provinsi Banten meliputi energi laut 227,3 MW, energi bayu 1753 MW, biogas 118,6 MW, biomassa 346,5 MW, dan energi surya 2461 MW. Kemudian, energi air untuk PLTA (pembangkit listrik tenaga air) kapasitas di bawah 1 MW atau mikro hidro 72 MW serta potensi energi panas bumi 261 MW dengan cadangan 365 MW.

Sementara itu, aktivis energi nasional Ugan Gandar mengatakan masih tingginya penggunaan energi fosil mengakibatkan emisi gas rumah kaca (GRK) yang tinggi.

"Diperkirakan pada tahun 2025 emisi GRK dari pembangkit listrik sebesar 27,8 juta ton CO2 E atau 50,4 persen dari total emisi GRK dan pada tahun 2050 sebesar 161 juta ton CO2 E (58,8 persen)," katanya.
 

Pewarta: Mulyana

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020