Jakarta (ANTARA NEWS) - PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berhasil mencetak laba tertinggi untuk perusahaan  konstruksi di Indonesia senilai Rp140,76 miliar pada Semester I 2010.

Hal ini berkat langkah efisiensi yang dilaksanakan perusahaan untuk menggarap pekerjaan yang didapat, kata Direktur Keuangan perusahaan tersebut, Ganda Kusuma di Jakarta, Selasa.

Ganda yang didampingi Sekretaris Perusahaan itu, Natal Argawan mengatakan, perusahaan menganut sistem sentralisasi keuangan, semua pembayaran dilaksanakan di kantor pusat.

Sehingga setiap proyek yang didapat harus mampu membiayai dari keuangan sendiri, menggunakan uang muka yang diperoleh. Sehingga setiap tender (procurement) yang diikuti risikonya harus dapat dikendalikan, kalau tidak bisa sebaiknya tidak usah diikuti.

WIKA telah mengantongi kontrak Rp13 triliun lebih sampai Juli 2010, sementara target 2010 sekitar Rp18 Triliun, jelasnya.

Keberhasilan meraih laba juga berkat strategi bisnis untuk tidak hanya menjalankan sebagai kontraktor umum tetapi juga masuk ke bidang Enginering, Procurement dan Construction (EPC)

Sejumlah proyek EPC yang telah dimasuki di antaranya proyek pembangkit listrik, pabrik aspal di Buton, bahkan pabrik pupuk, jelas Natal Argawan.

Ia mengatakan, proyek pembangkit diharapkan dapat memberikan kontribusi pada 2011 di Bali berbahan bakar diesel, sedangkan Tampomas dari panas bumi.

Perusahaan juga masuk di bidang properti, juga ikut sebagai investor dalam pembangunan jalan tol Surabaya - Mojokerto dan Kunciran - Cengkareng yang saat ini masih terkendala pembebasan tanah, kata Ganda.

"Saya berharap pemerintah dapat memberlakukan kebijakan tanah yang baru," ujarnya.

Saat ini untuk seksi IA baru terselesaikan 40 persen, mengingat sulit dan melaksanakan koridor tersebut WIKA beserta konsorsium lainnya menggarap dari seksi akhir (seksi IV) di Mojokerto.
 

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2010