Pelatih dan pemain Bhayangkara FC sudah lelah menunggu nasib kompetisi yang hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan kembali dimulai karena belum mendapat izin dari pihak kepolisian.
"Mereka tidak fokus, dan mungkin juga lelah dengan situasi ini, karena kami seharusnya sudah bertanding Oktober. Mungkin November atau Desember kita tidak yakin," ujar pelatih Paul Munster di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Presiden minta laporan kesiapan timnas hadapi Piala Dunia U-20
Paul mengatakan tertundanya kompetisi memang berpengaruh pada mental dan fisik para pemain. Apalagi Saddil Ramdani dan kawan-kawan telah berlatih keras sebelum kompetisi ditangguhkan kembali.
Maka dari itu, tugasnya sebagai pelatih tetap menjaga agar para pemain tetap bersemangat dalam latihan dan terus mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu kompetisi kembali digulirkan.
"Kami hanya berusaha menjaga (kondisi) setiap hari. Untuk saat ini saya merencanakan program untuk bertanding pada November. Apabila bukan bulan November, maka kami akan mempersiapkan untuk bulan selanjutnya," kata dia.
Bagi Paul tak ada waktu untuk mengeluh ihwal kejelasan kompetisi. Pasalnya, tugas pelatih merencanakan serta mempersiapkan tim untuk pertandingan. Apabila ada hal yang di luar rencana, pelatih harus menyusun ulang program.
"Hal paling sulit adalah tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Sebagai pelatih, itu akan menjadi mimpi buruk, karena tugas pelatih adalah mempersiapkan, merencanakan untuk latihan dan pertandingan. Sebagai profesional, saya harus menyesuaikan diri dengan situasi ini," kata dia.
"Latihan bisa kami ubah di hari lainnya, tergantung situasi, apakah latihan dengan intensitas tinggi, atau mungkin lebih ke taktikal dengan intensitas rendah, atau latihan di Gym, atau memberi libur, tidak sulit untuk melihat situasi," kata dia menambahkan.
Sebelumnya para pemain Bhayangkara diliburkan sejak 11 hingga 18 Oktober. Pemain kemudian dikumpulkan dan telah menjalani latihan bersama di Stadion Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta pada Senin.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
"Mereka tidak fokus, dan mungkin juga lelah dengan situasi ini, karena kami seharusnya sudah bertanding Oktober. Mungkin November atau Desember kita tidak yakin," ujar pelatih Paul Munster di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Presiden minta laporan kesiapan timnas hadapi Piala Dunia U-20
Paul mengatakan tertundanya kompetisi memang berpengaruh pada mental dan fisik para pemain. Apalagi Saddil Ramdani dan kawan-kawan telah berlatih keras sebelum kompetisi ditangguhkan kembali.
Maka dari itu, tugasnya sebagai pelatih tetap menjaga agar para pemain tetap bersemangat dalam latihan dan terus mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu kompetisi kembali digulirkan.
"Kami hanya berusaha menjaga (kondisi) setiap hari. Untuk saat ini saya merencanakan program untuk bertanding pada November. Apabila bukan bulan November, maka kami akan mempersiapkan untuk bulan selanjutnya," kata dia.
Bagi Paul tak ada waktu untuk mengeluh ihwal kejelasan kompetisi. Pasalnya, tugas pelatih merencanakan serta mempersiapkan tim untuk pertandingan. Apabila ada hal yang di luar rencana, pelatih harus menyusun ulang program.
"Hal paling sulit adalah tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Sebagai pelatih, itu akan menjadi mimpi buruk, karena tugas pelatih adalah mempersiapkan, merencanakan untuk latihan dan pertandingan. Sebagai profesional, saya harus menyesuaikan diri dengan situasi ini," kata dia.
"Latihan bisa kami ubah di hari lainnya, tergantung situasi, apakah latihan dengan intensitas tinggi, atau mungkin lebih ke taktikal dengan intensitas rendah, atau latihan di Gym, atau memberi libur, tidak sulit untuk melihat situasi," kata dia menambahkan.
Sebelumnya para pemain Bhayangkara diliburkan sejak 11 hingga 18 Oktober. Pemain kemudian dikumpulkan dan telah menjalani latihan bersama di Stadion Pendidikan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta pada Senin.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020