Dalam upaya memenuhi kebutuhan alat pelindung diri (APD), Pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin telah melakukan berbagai langkah cepat di antaranya dengan menggenjot produksi masker dalam dalam negeri dengan melibatkan berbagai unsur elemen masyarakat termasuk sekolah kejuruan dan industri rumahan.
Sebagaimana dikutip dari "Buku Laporan Tahunan 2020, Peringatan Setahun Jokowi-Ma'ruf: Bangkit Untuk Indonesia Maju" di Jakarta, Selasa, disebutkan bahwa pemerintah pun telah menghimpun sekurangnya 11 juta APD dari belasan negara dan lembaga-lembaga non-pemerintah. Selain itu, produksi APD di dalam negeri saat ini sudah mencapai 17 juta per bulan,
Baca juga: Presiden jelaskan vaksin COVID-19 gratis untuk rakyat urusan Menkes
Sementara itu, data distribusi berbagai alat material kesehatan yang dihimpun dari Satgas Penanganan COVID-19 per 10 Oktober 2020, menyebutkan di Sumatera telah didistribusikan sebanyak 859.739 APD, 4.640.100 masker bedah, dan 159.000 alat rapid test. Di Jawa, telah didistribusikan sebanyak 3.123.021 APD, 11.715.499 masker bedah, dan 629.840 alat rapid test. Di Nusa Tenggara, sebanyak 252.560 APD, 1.393.000 masker bedah, dan 119.250 alat rapid test.
Di Kalimantan, telah didistribusikan sebanyak 306.152 APD, 1.565.700 masker bedah, dan 82.200 alat rapid test. Di Sulawesi, sebanyak 374.678 APD, 2.629.650 masker bedah, dan 116.700 alat rapid test. Di Maluku, sebanyak 87.250 APD, 1.060.00 masker bedah, 31.160 alat rapid test. Sedangkan di Papua, telah didistribusikan sebanyak 147.540 APD, 1.176.500 masker bedah, dan 31.900 alat rapid test.
Sebelumnya, persoalan kekurangan alat pelindung diri (APD) di awal pandemi juga langsung ditangani oleh Pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin dengan mendistribusikan APD ke daerah-daerah yang membutuhkan. Selain itu, industri domestik juga didorong memproduksi APD 16.000 per hari untuk mendukung ketersediaan APD di Indonesia.
Pemerintah juga menyiapkan ketersediaan alat tes baik untuk tes cepat (rapid test) maupun tes usap PCR. Pelacakan juga dilakukan untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
Sebagaimana dikutip dari "Buku Laporan Tahunan 2020, Peringatan Setahun Jokowi-Ma'ruf: Bangkit Untuk Indonesia Maju" di Jakarta, Selasa, disebutkan bahwa pemerintah pun telah menghimpun sekurangnya 11 juta APD dari belasan negara dan lembaga-lembaga non-pemerintah. Selain itu, produksi APD di dalam negeri saat ini sudah mencapai 17 juta per bulan,
Baca juga: Presiden jelaskan vaksin COVID-19 gratis untuk rakyat urusan Menkes
Sementara itu, data distribusi berbagai alat material kesehatan yang dihimpun dari Satgas Penanganan COVID-19 per 10 Oktober 2020, menyebutkan di Sumatera telah didistribusikan sebanyak 859.739 APD, 4.640.100 masker bedah, dan 159.000 alat rapid test. Di Jawa, telah didistribusikan sebanyak 3.123.021 APD, 11.715.499 masker bedah, dan 629.840 alat rapid test. Di Nusa Tenggara, sebanyak 252.560 APD, 1.393.000 masker bedah, dan 119.250 alat rapid test.
Di Kalimantan, telah didistribusikan sebanyak 306.152 APD, 1.565.700 masker bedah, dan 82.200 alat rapid test. Di Sulawesi, sebanyak 374.678 APD, 2.629.650 masker bedah, dan 116.700 alat rapid test. Di Maluku, sebanyak 87.250 APD, 1.060.00 masker bedah, 31.160 alat rapid test. Sedangkan di Papua, telah didistribusikan sebanyak 147.540 APD, 1.176.500 masker bedah, dan 31.900 alat rapid test.
Sebelumnya, persoalan kekurangan alat pelindung diri (APD) di awal pandemi juga langsung ditangani oleh Pemerintah Jokowi-Ma'ruf Amin dengan mendistribusikan APD ke daerah-daerah yang membutuhkan. Selain itu, industri domestik juga didorong memproduksi APD 16.000 per hari untuk mendukung ketersediaan APD di Indonesia.
Pemerintah juga menyiapkan ketersediaan alat tes baik untuk tes cepat (rapid test) maupun tes usap PCR. Pelacakan juga dilakukan untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020