45 PSK Peroleh Pelatihan Ketrampilan BPPS Rangbitung

Lebak, (ANTARABanten) - Sebanyak 45 peserta wanita pekerja seks komersial se-Provinsi Banten selama satu bulan akan memperoleh berbagai jenis pelatihan ketrampilan di Balai Pemulihan Penyandang Sosial Rangkasbitung.

"Pelatihan ketrampilan ini guna memiliki kemampuan untuk bekal hidup mereka," kata Kepala Balai Pemulihan Penyandang Sosial (BPPS) Rangkasbitung Anda Suhanda, di Rangaksbitung, Selasa.

Anda mengatakan, para wanita pekerja seks komersial atau PSK kiriman dari berbagai daerah di Provinsi Banten mereka selama sebulan penuh mengikuti ketiga bidang ketrampilan.

Ketiga bidang kerampilan tersebut di antaranya menjahit, salon kecantikan dan tata boga karena ketrampilan itu selalu identik dengan kaum perempuan.

Selain itu juga mereka mengikuti pelatihan kedisiplinan, olah raga, menyanyi, bimbingan rohani, bahasa Inggris dan komputer.

Selama masa pelatihan, kata dia, pihaknya tidak diperbolehkan teman atau keluarga menjenguk karena khawatir menggangu kosentrasi mereka.

"Kami memberikan pelatihan ini dengan menyenangkan serta mendidik agar para PSK bisa meninggalkan pekerjaan yang tidak dibenarkan oleh hukum agama dan negara," katanya.

Menurut dia, pelatihan ketrampilan salah satu upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan kemandirian mereka di masyarakat.

Pengalaman-pengalaman tahun lalu, kata dia, banyak para PSK yang telah memperoleh pelatihan ketrampilan mereka mampu hidup mandiri bahkan bisa menyerap tenaga kerja.

Selanjutnya, mereka juga meninggalkan pekerjaan yang mengundang resiko itu.

Namun demikian, pihaknya hingga kini penyelenggaraan kegiatan ketrampilan bagi PSk sangat terbatas karena minimnya anggaran.

 "Kami selama ini hanya menggelar kegiatan ketrampilan satu tahun sekali akibat terbatasnya anggaran. Itu juga masa pelatihan selama satu bulan," katanya.

Dia menyebutkan, idealnya masa pelatihan berlangsung selama enam bulan sehingga mereka lebih menguasai bidang ketrampilan tersebut.

Meskipun pelatihan ketrampilan satu bulan lamanya, kata dia, pihaknya terpaksa materi pelajaran kebanyakan praktek di lapangan.

Sebab praktek secara langsung peserta mereka bisa menguasai dengan dipandu oleh tenaga instuktur masing-masing.

"Selama seminggu ini mereka sudah bagus menggeluti ketrampilan tata boga, kecantikan, dan menjahit," katanya.

Rina (25) peserta pelatihan warga Kabupaten Serang  mengaku pihaknya merasa senang mengikuti kegiatan ketrampilan menjahit karena ternyata mampu membuat pakaian anak.

"Saya kira ketrampilan ini bisa membantu untuk hidup mandiri dan kami akan meninggalkan pekerjaan sebagai wanita malam," katanya.

Sementara itu, peserta lainya mengaku kegiatan ketrampilan tersebut tentu bisa mendorong usaha karena mereka menjadi wanita malam akibat lilitan kemiskinan.

"Sebetulnya, saya tidak mau mencari uang dengan menjajakan diri karena tidak memiliki ketrampilan itu," kata Wati (35) warga Kota Cilegon.

Dia menambahkan, selesai pelatihan,  dirinya akan membuka usaha di kampung halamannya karena saat ini sekitar 90 persen sudah mampu menguasai ilmu salon kecantikan.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2010