Bentrok antarwarga pecah di Pubabu Besipae, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Pulau Timor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis.
Warga Pubabu Besipae, Niko Manao, ketika dikonfirmasi dari Kupang, Kamis, mengungkapkan bentrok antarwarga yang baru saja terjadi di Besipae dan terekam dalam video yang sudah beredar di media sosial.
Baca juga: Sebanyak 23 polisi terluka bentrok dengan perusuh susupi aksi tolak UU Cipta Kerja
"Ada puluhan orang yang datang menyerang warga Pubabu Besipae, mereka diketahui dari Desa Pollo," katanya yang mengaku menyaksikan dan mengalami peristiwa bentrokan tersebut.
Niko Manao menjelaskan massa yang datang menyerang berjumlah puluhan orang yang diangkut dengan satu truk dan dua pick up.
Menurut Niko Mano, sebanyak 37 kepala keluarga yang menghuni lahan di Pubabu Besipae diserang massa tersebut yang berasal dari desa tetangga.
"Banyak warga yang cedera. Perempuan dan orangtua juga dipukul dan dilempari," katanya.
Ia mengatakan hingga saat ini kondisi belum kondusif karena warga masih terpencar untuk menyelamatkan diri dan beberapa di antaranya belum diketahui keberadaannya.
Aksi bentrok antarwarga tersebut terekam dalam sebuah video yang beredar di media sosial.
Dalam video berdurasi 20 detik itu, sejumlah warga tampak sedang beradu mulut di sebuah bangunan lopo yang disusul dengan aksi serangan memukul menggunakan tangan maupun kayu dari sejumlah warga terhadap warga lainnya.
Warga yang terkena pukulan kayu kemudian melarikan diri sambil dikejar beberapa orang yang diwarnai suara teriakan meminta tolong berulang kali.
Kepala Kepolisian Resor Timor Tengah Selatan, AKBP Arya Sandi, ketika dihubungi secara terpisah, membenarkan adanya konflik antarwarga di Pubabu Besipae.
"Betul ada konflik antarwarga di Besipae tadi sekitar pukul 10.00 WITA, antara warga Besipae dengan warga yang datang bekerja di lahan Besipae," katanya.
Ia mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pimpinan aparat TNI di daerah setempat untuk mengerahkan para personel guna melakukan pengamanan dan mengantisipasi bentrok susulan.
Sebelumnya, pada Rabu, 14 Oktober 2020, konflik memperebutkan lahan juga kembali pecah antara aparat dari Pemerintah Provinsi NTT dengan warga Pubabu Besipae.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
Warga Pubabu Besipae, Niko Manao, ketika dikonfirmasi dari Kupang, Kamis, mengungkapkan bentrok antarwarga yang baru saja terjadi di Besipae dan terekam dalam video yang sudah beredar di media sosial.
Baca juga: Sebanyak 23 polisi terluka bentrok dengan perusuh susupi aksi tolak UU Cipta Kerja
"Ada puluhan orang yang datang menyerang warga Pubabu Besipae, mereka diketahui dari Desa Pollo," katanya yang mengaku menyaksikan dan mengalami peristiwa bentrokan tersebut.
Niko Manao menjelaskan massa yang datang menyerang berjumlah puluhan orang yang diangkut dengan satu truk dan dua pick up.
Menurut Niko Mano, sebanyak 37 kepala keluarga yang menghuni lahan di Pubabu Besipae diserang massa tersebut yang berasal dari desa tetangga.
"Banyak warga yang cedera. Perempuan dan orangtua juga dipukul dan dilempari," katanya.
Ia mengatakan hingga saat ini kondisi belum kondusif karena warga masih terpencar untuk menyelamatkan diri dan beberapa di antaranya belum diketahui keberadaannya.
Aksi bentrok antarwarga tersebut terekam dalam sebuah video yang beredar di media sosial.
Dalam video berdurasi 20 detik itu, sejumlah warga tampak sedang beradu mulut di sebuah bangunan lopo yang disusul dengan aksi serangan memukul menggunakan tangan maupun kayu dari sejumlah warga terhadap warga lainnya.
Warga yang terkena pukulan kayu kemudian melarikan diri sambil dikejar beberapa orang yang diwarnai suara teriakan meminta tolong berulang kali.
Kepala Kepolisian Resor Timor Tengah Selatan, AKBP Arya Sandi, ketika dihubungi secara terpisah, membenarkan adanya konflik antarwarga di Pubabu Besipae.
"Betul ada konflik antarwarga di Besipae tadi sekitar pukul 10.00 WITA, antara warga Besipae dengan warga yang datang bekerja di lahan Besipae," katanya.
Ia mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan pimpinan aparat TNI di daerah setempat untuk mengerahkan para personel guna melakukan pengamanan dan mengantisipasi bentrok susulan.
Sebelumnya, pada Rabu, 14 Oktober 2020, konflik memperebutkan lahan juga kembali pecah antara aparat dari Pemerintah Provinsi NTT dengan warga Pubabu Besipae.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020