Jakarta (ANTARABanten) - Pelaksanaan pembebasan tanah Tol Trans Jawa membutuhkan percepatan agar tidak mengganggu pelaksanaan konstruksi secara keseluruhan.

Harapan  ini disampaikan sejumlah pelaku pembangunan  jalan tol Trans Jawa yang coba untuk dihubungi secara terpisah, Rabu.

Direktur Teknik PT Trans Marga Jateng, Ari Nugroho mengakui, tol Semarang -  Solo 75,6 kilometer untuk ruas Semarang - Ungaran 14,1 kilometer seharusnya dapat dibangun lebih cepat seandainya pembebasan tanah berjalan lancar.

Dia mengatakan, bahkan pembangunan koridor sepanjang empat kilometer sempat tertunda hanya karena masih ada kavling 300 meter persegi yang belum berhasil dibebaskan.

Direktur Utama Trans Marga Jateng, Agus Suharjanto mengatakan, dalam semester II 2010 diharapkan ruas Semarang - Ungaran dapat diselesaikan, baru setelah itu menyelesaikan sampai Bawen.

Proses pembebasan tanah dalam koridor Ungaran - Bawen 9 kilometer saat ini masih harus menuntaskan 20 persen lagi diharapkan Tim Pembebasan Tanah (TPT) dapat segera menyelesaikan sampai tahap ganti rugi, jelasnya.

"Kalau soal pembangunan konstruksi kami tidak mengalami masalah karena baik Semarang - Ungaran maupun Ungaran - Bawen masing-masing dikerjakan tiga kontraktor," ujarnya.

Lebih jauh Ari mengatakan,  untuk membebaskan lahan memang diserahkan kepada TPT, tetapi tetap harus mendapat dukungan dari kami sebagai investor.

"Semua kebutuhan Tim TPT harus kami support (dukung) salah satunya yang terpenting  menyediakan transporasi ke lokasi Kelurahan/ Desa yang terkena proyek ini untuk melaksanakan penyuluhan kepada warga yang lahannya terkena proyek ini," ujarnya.

Menurutnya, pembebasan tanah seharusnya bisa berlangsung lebih cepat mengingat harga tanah sudah ada data dari apraisal, hanya saja dilapangan dalam pelaksanaannya ternya masih sulit dan berkepanjangan,

Direktur Teknik PT Marga Nujwa Sumoagung Edwin Cahyadi mengatakan, tol Surabaya - Mojokerto juga menghadapi persoalan yang sama untuk seksi 1A Waru - Sepanjang juga terkendala pembebasan tanah.

"Kami terpaksa mengerjakan titik-titik yang sudah dibebaskan saja, bahkan ada jembatan yang terpotong karena tanhnya belum bebas," kata Edwin.

Edwin mengatakan, kalau melihat fisik konstruksi seksi 1A sepanjang 2,3 kilometer baru mencapai 42 persen,

Sedangkan untuk pembebasan tanah seksi 1A baru 78 persen, sedangkan kalau tanah yang dibebaskan keseluruhan  Surabaya - Mojokerto  baru 49 persen untuk jalan tol sepanjang 36,27 kilometer, jelasnya.

Edwin mengharapkan, persoalan tanah ini dapat dikonsinyasikan kepngadilan agar pekerjaan konstruksi dapat dilaksanakan.

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2010