Lebak (ANTARABanten) - Produk kerajinan masyarakat tradisional Baduy di pedalaman Kabupaten Lebak diminati pengunjung Pekan Raya Jakarta karena memiliki daya tarik untuk dijadikan sebagai kenang-kenangan dan cindera mata.

"Kita setiap hari dipadati pengunjung dengan membeli produk-produk Baduy itu," kata Kepala Bagian Produksi Daerah dan Ketahanan Pangan Sekretariat Pemerintah Kabupaten Lebak, Mira Indayani, saat dihubungi di Rangkasbitung, Senin.

Mira mengatakan, sebagian besar produk kerajinan Baduy yang dicintai pengunjung antara lain,  selendang, kain tenun, ikat kepala, golok, dan tas koja, aneka pernak-pernik yang terbuat dari pepohonan.

Keunggulan produk khas Baduy, kata dia, selain alami dari bahan pepohanan juga memiliki nilai seni cukup tinggi.

Karena itu, banyak pengunjung datang ke sini membeli produk khas Baduy untuk kenang-kenangan maupun cindera mata.

Selain itu, produk kerajinan Baduy dinilai relatif murah dengan harga mulai Rp25.000 sampai Rp400.000.

"Saya kira produk Baduy memiliki kelebihan dibandingkan produk pabrikan," katanya.

Menurut dia, pemerintah daerah saat ini terus memberikan pembinaan maupun dorongan usaha bagi warga Baduy.

Pembinaan tersebut melalui pelatihan keterampilan, magang ke luar daerah, pelatihan manajemen.

Saat ini, kata dia, para pengrajin masyarakat tradisional Baduy kini mulai tumbuh, selain tenun, tas koja, pakaian batik juga mereka sudah mampu membuat minuman labeur jahe.

Minuman tersebut bahan bakunya sangat mudah didapati di daerah kawasan Baduy.

"Minuman labeur itu bisa menyehatkan badan tanpa menggunakan pengawet karena bahannya dari jahe dan gula aren," katanya.

Jali (55) seorang pengrajin Baduy mengaku hingga saat ini omset penjualan kerajinan miliknya mencapai 90 persen, bahkan stok yang ada sudah menipis.

Selama ini, ujar dia, dirinya merasa terbantu dengan tampilnya pada Pekan Raya Jakarta (PRJ) mendapat sambutan positif dari pengunjung.

Sebagian besar pengunjung mereka tertarik dengan kain tenun, ikat kepala, pakaian batik, tas koja, dan pernak-pernik itu.

"Saya kira masyarakat sekarang ini juga masih mencintai produk-produk tradisional," ujarnya.


 

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2010