Serang (ANTARA Banten) - Para pengrajin emping melinjo kualitas ekspor pada lima kecamatan di Kabupaten Serang kesulitan memperoleh dana bantuan modal.

"Pengrajin dan petani kesulitan memperoleh modal, padahal pemerintah dengan mudah mengembar-gembor kredit usaha rakyat. Buktinya rakyat yang membutuhkan tetap kesulitan," kata seorang pengusaha emping melinjo Bahrudin di Serang, Senin.

Selama ini dia sudah membina sekitar 250 petani dan pengrajin emping melinjo pada lima kecamatan di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon, yakni di Kecamatan Waringin Kurung, Mancak, Bojonegara, Kecamatan Cilegon dan Cigading, Kota Cilegon.

Menurut Bahrudin, pihaknya kerap menerima pengaduan dari para pengrajin dan petani melinjo terkait dengan bantuan pinjaman modal. Bahkan, sekalipun ada program dari pemerintah dalam bentuk kredit usaha rakyat (KUR), para pengrajin tetap kesulitan mengakses pinjaman itu meskipun sudah ada jaminannya.

"Saya saja minjam modal ke bank Rp10 juta dengan jaminan rumah, sampai saat ini belum juga turun. Padahal, sudah tiga kali disurvei, dan malah saya sudah tiga kali ekspor ke Korea," kata Bahrudin yang juga pemilik CV Naufal Putera eksportir emping melinjo di Kota Serang tersebut.

Selama ini, kata dia, pihaknya selalu membantu memberikan bantuan modal pinjaman kepada para pengrajin tersebut mulai satu juta rupiah hingga Rp10 juta setiap kelompok tani.

"Uang yang saya pinjamkan kepada kelompok tani selama ini sudah hampir sekitar Rp100 juta," kata Bahrudin.

Ia mengatakan emping yang diproduksi sekitar 250 pengrajin di lima kecamatan tersebut sekitar 30 persen, di antaranya diekspor ke Korea dan Arab Saudi serta 70 persennya dipasarkan di dalam negeri, seperti Medan, Bogor, Jakarta, dan Bekasi.

Bahkan, kata dia, permintaan untuk ekspor ke Korea dan Arab Saudi masih kurang karena produksi yang ada masih terbatas, yakni hanya sekitar 2,5 ton setiap hari dari kebutuhan 3 ton untuk pasar dalam dan luar negeri.

"Para pemesan dari luar malah sudah lebih percaya kepada kami karena mereka mengirimkan uangnya terlebih dahulu meskipun barangnya belum ada," kata Bahrudin. (*)
 

Pewarta:

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2010