Tangerang, (ANTARA News) - Para pekerja di sejumlah pabrik di Kota Tangerang, Banten, mendesak Pemerintah Kota setempat membangun rumah susun sederhana sewa atau rusunawa karena mereka tidak mampu membeli rumah murah yang mahal harganya.
"Kami sudah mendesak Pemkot Tangerang agar secepatnya merealisasikan pembangunan rusunawa," kata seorang pekerja di kawasan Industri Manis, Tangerang,Juriandi Karsim(38),Senin.
Juriandi Karsim mengatakan, harga rumah sederhana di daerah ini sangat mahal sehingga salah satu jalan keluar terbaik agar pekerja mendapatkan rumah adalah tentu dengan cara pemda membangun rusunawa.
Pendapat senada juga disampaikan pekerja lainnya, Marto Isno (39) buruh pabrik PT AS di Jatiuwung, Maman Uss (41) pekerja PT Mn di kawasan Batuceper dan Iqbal Th (40) buruh pabrik PT Atr di Cibodas Tangerang.
Sebelumnya Pemkot Tangerang telah membangun Runawa di Kelurahan Uwung Jaya, Kecamatan Jatiuwung sebanyak empat blok, namun semua kamar telah penuh terisi oleh pekerja.
Demikian pula saat ini juga dibangun tempat sejenis di Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Periuk, tapi sudah penuh ditempati para buruh.
Surati Menpera
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Tangerang, H. Harry Mulya Zein mengatakan pihaknya berencana melayangkan surat kepada Menteri Perumahan Rakyat, Suharso Monoarfa untuk segera membangun rusunawa.
Menurut dia, pekan depan surat pengajuan membangun rusunawa dilayangkan ke Menteri Perumahan Rakyat, demi memenuhi kebutuhan pekerja.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Tangerang, H. Arief R. Wismansyah mengatakan rencana membangun rusunawa merupakan tindak lanjut dari dialog yang dilakukan pekerja dengan pejabat setempat di lapangan PT Angkasa Pura II, Kecamatan Neglasari sehubungan peringatan Hari Buruh Sedunia (1/5).
Dalam dialog tersebut, pemda menjanjikan kepada pekerja membangun rusunawa supaya mereka dapat tenang mencari nafkah untuk keluarga dan keluarganya menempati rumah yang layak.
Dalam catatan Pemkot Tangerang, di wilayah ini terdapat sekitar 1.800 perusahaan dengan skala besar dan kecil termasuk produk untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor ke luar negeri.
Namun dari sekitar 1.800 pabrik itu, maka 15 hingga 20 persen pekerja belum memiliki rumah terutama bagi buruh lajang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2010
"Kami sudah mendesak Pemkot Tangerang agar secepatnya merealisasikan pembangunan rusunawa," kata seorang pekerja di kawasan Industri Manis, Tangerang,Juriandi Karsim(38),Senin.
Juriandi Karsim mengatakan, harga rumah sederhana di daerah ini sangat mahal sehingga salah satu jalan keluar terbaik agar pekerja mendapatkan rumah adalah tentu dengan cara pemda membangun rusunawa.
Pendapat senada juga disampaikan pekerja lainnya, Marto Isno (39) buruh pabrik PT AS di Jatiuwung, Maman Uss (41) pekerja PT Mn di kawasan Batuceper dan Iqbal Th (40) buruh pabrik PT Atr di Cibodas Tangerang.
Sebelumnya Pemkot Tangerang telah membangun Runawa di Kelurahan Uwung Jaya, Kecamatan Jatiuwung sebanyak empat blok, namun semua kamar telah penuh terisi oleh pekerja.
Demikian pula saat ini juga dibangun tempat sejenis di Kelurahan Gebang Raya, Kecamatan Periuk, tapi sudah penuh ditempati para buruh.
Surati Menpera
Sementara itu, Sekretaris Daerah (Sekda) Pemkot Tangerang, H. Harry Mulya Zein mengatakan pihaknya berencana melayangkan surat kepada Menteri Perumahan Rakyat, Suharso Monoarfa untuk segera membangun rusunawa.
Menurut dia, pekan depan surat pengajuan membangun rusunawa dilayangkan ke Menteri Perumahan Rakyat, demi memenuhi kebutuhan pekerja.
Sebelumnya, Wakil Wali Kota Tangerang, H. Arief R. Wismansyah mengatakan rencana membangun rusunawa merupakan tindak lanjut dari dialog yang dilakukan pekerja dengan pejabat setempat di lapangan PT Angkasa Pura II, Kecamatan Neglasari sehubungan peringatan Hari Buruh Sedunia (1/5).
Dalam dialog tersebut, pemda menjanjikan kepada pekerja membangun rusunawa supaya mereka dapat tenang mencari nafkah untuk keluarga dan keluarganya menempati rumah yang layak.
Dalam catatan Pemkot Tangerang, di wilayah ini terdapat sekitar 1.800 perusahaan dengan skala besar dan kecil termasuk produk untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun ekspor ke luar negeri.
Namun dari sekitar 1.800 pabrik itu, maka 15 hingga 20 persen pekerja belum memiliki rumah terutama bagi buruh lajang. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2010