Assistant Vice President Kota Podomoro, Zaldy Wihardja menilai penjualan properti bakal 'booming' atau  naik pesat meski pandemi COVID-19 masih terjadi.

"Terlihat minat masyarakat memiliki hunian masih tinggi. Contohnya kawasan kota Podomoro Tenjo dalam kurun waktu sebulan sejak diperkenalkan ke masyarakat, peminatnya sudah mencapai lebih dari 1.000 orang," kata Zaldy di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Bupati Serang: Penanganan COVID-19 pertimbangkan aspek ekonomi dan sosial

Zaldy melihat tingginya minat masyarakat merupakan indikasi bahwa kebutuhan properti tetap tinggi ditengah situasi ekonomi yang dinamis akibat pandemi.

Zaldy mengungkapkan, kebutuhan masyarakat terhadap hunian di segmen menengah masih tinggi. Hal itulah, lanjut dia, yang melatarbelakangi pengembangan kota baru Podomoro Tenjo. 

"Ini juga merupakan inisiatif dan inovasi APG untuk menghadirkan hunian yang berkualitas, dengan fasilitas yang mendukung gaya hidup masyarakat kekinian, khususnya aspek kesehatan lingkungan, infrastruktur dan akses transportasi," paparnya.

Dipilihnya kawasan Barat Ibukota karena kawasan ini didukung oleh infrastruktur yang lengkap. Contohnya proyek tol Serpong-Balaraja. Dari sisi perekonomian, kawasan ini merupakan pertemuan 3 kabupaten/kota yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabil yaitu Kabupaten Bogor, Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan. Daerah tersebut termasuk wilayah dengan pertumbuhan industri yang cukup tinggi.

Kota Podomoro Tenjo, kata Zaldy, telah direncanakan sejak lama sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan mobilitas penduduk ke kawasan barat Jakarta.

"APG sengaja merilis proyek ini saat pandemi karena dalam situasi sulit ini harus ada yang berani mengambil inisiatif agar industri dan ekonomi tetap bergerak maju. Kami bersyukur dukungan masyarakat dan para stakeholders lainnya sangat baik," jelasnya.

Hasil riset Indonesia Property Watch (IPW) menyebutkan, kawasan Banten memiliki pertumbuhan permintaan properti dua kali lipat dibandingkan daerah penyangga ibukota lainnya.

Direktur Eksekutif IPW Ali Tranghanda mengungkapkan bahwa pasar properti di Jabodetabek dan Banten masih mampu tumbuh pada masa pandemi. Setidaknya, sampai dua kali lipat. "Itu menjadi gambaran tentang permintaan properti yang tidak serta-merta redup," paparnya.

Menurut dia, dalam kondisi pandemi seperti sekarang ini, konsumen akan menjadi lebih jeli dalam memilih produk properti yang diinginkan. Mereka akan memperhitungkan rekam jejak serta diversifikasi strategi pemasaran.

Kenaikan harga properti residensial di pasar primer memang terpantau melambat. Hal itu berdasar hasil survei harga properti residensial Bank Indonesia (BI). Tercatat, kenaikan indeks harga properti residensial (IHPR) triwulan II 2020 hanya 1,59% year-on-year (YoY).

 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020