Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi (KPCPEN) Airlangga Hartarto mengapresiasi kebijakan pembatasan secara mikro di beberapa daerah yang berhasil mendorong peningkatan sektor produktif pada masa pandemi Covid-19.

"Tadi dilaporkan oleh Gubernur Jawa Barat bahwa dengan adanya kebijakan yang diambil di Jawa Barat melalui pembatasan secara mikro kepada daerah-daerah kecamatan, kelurahan, RT dan RW, maka tentu kita mengapresiasi di daerah Jabar, Jateng, dan Jatim, di mana sektor produktif termasuk Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur sudah masuk di level 50,8," ujar Menko Airlangga Hartarto dalam konferensi pers bersama di BNPB, Jakarta pada Kamis.

Menurut Menko Airlangga, pemerintah terus mendorong kegiatan sektor-sektor produktif tetap berjalan yang tentunya dilakukan dengan tetap menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

Terkait dengan ketersediaan obat-obatan, pemerintah telah memproduksi sejumlah obat dalam rangka menambah ketersediaan di masa pandemi COVID-19.

"Terkait dengan ketersediaan obat-obatan untuk rumah sakit maupun pasien isolasi mandiri, pemerintah sudah memproduksi obat antivirus seperti tamiflu atau oseltamivir itu pekan depan bertambah menjadi hampir 480 ribu," ujar Airlangga Hartarto.

Selain itu, lanjut dia, terkait obat favipiravir karena sudah lepas patennya, maka akan diproduksi oleh Kimia Farma.

Pemerintah berharap melalui berbagai langkah tersebut kapasitas yang tersedia di rumah sakit tetap terfasilitasi.

Sebelumnya Menteri Perindustrian Agus Gumiwang menyebutkan keputusan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk menerapkan PSBB total mulai pekan depan akan mempengaruhi kinerja industri manufaktur.

Agus menuturkan hal itu mengkhawatirkan mengingat industri manufaktur saat ini sedang kembali menggeliat sehingga penerapan PSBB total berpotensi menekan laju positif tersebut.

Pewarta: Aji Cakti

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020