Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk meningkatkan cakupan imunisasi dasar rutin bagi anak-anak Indonesia di masa pandemi COVID-19 dalam rangka menjamin hak sehat anak guna menghasilkan sumber daya manusia unggul di masa depan.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan di Jakarta, Senin, bahwa Kementerian Kesehatan bersama dengan pemerintah daerah akan menyiapkan segala kebutuhan imunisasi mulai dari logistik hingga fasilitas kesehatan untuk dapat memenuhi cakupan program imunisasi dasar rutin.
Menurut Yurianto, pasokan dan distribusi vaksin untuk keperluan program imunisasi dasar memang sempat terkendala pada masa awal pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia. Distribusi vaksin menjadi terhambat karena banyak maskapai penerbangan menunda jadwal keberangkatan atau bahkan ditutup.
Namun Yurianto menegaskan pasokan dan rantai distribusi vaksin untuk program imunisasi dasar disertai dengan alat pelindung diri sudah terjaga pada saat ini.
"Periode itu bukan hanya kesulitan kita menjaga stok, tapi distribusi dari pusat ke daerah juga jadi masalah karena banyak penerbangan ditunda. Sekarang alhamdulillah semua sudah lancar, distribusi pusat ke daerah aman, pengadaan vaksin pun sudah masuk. Kelangkaan yang terjadi kemarin hanya pada masalah distribusi, dan ini sudah kita selesaikan," jelas Yurianto.
Dia juga menerangkan bahwa pemerintah telah memiliki data anak sesuai usia masing-masing yang harus dilakukan imunisasi. Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang biasanya dilakukan di sekolah pun tetap harus dilakukan dengan mendorong para orang tua agar melakukan imunisasi anaknya di fasilitas kesehatan.
Pemerintah, kata Yurianto, sedang menyiapkan berbagai hal untuk berinovasi dalam memberikan layanan imunisasi bagi anak agar proses pemberian vaksin tetap aman dan nyaman dilakukan seperti di fasilitas kesehatan Puskesmas ataupun Posyandu.
Hasil survei dari UNICEF mengungkapkan bahwa minat masyarakat yaitu orang tua untuk memberi imunisasi anaknya kembali meningkat pada bulan Agustus ini dibandingkan dengan saat awal pandemi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan di Jakarta, Senin, bahwa Kementerian Kesehatan bersama dengan pemerintah daerah akan menyiapkan segala kebutuhan imunisasi mulai dari logistik hingga fasilitas kesehatan untuk dapat memenuhi cakupan program imunisasi dasar rutin.
Menurut Yurianto, pasokan dan distribusi vaksin untuk keperluan program imunisasi dasar memang sempat terkendala pada masa awal pandemi COVID-19 terjadi di Indonesia. Distribusi vaksin menjadi terhambat karena banyak maskapai penerbangan menunda jadwal keberangkatan atau bahkan ditutup.
Namun Yurianto menegaskan pasokan dan rantai distribusi vaksin untuk program imunisasi dasar disertai dengan alat pelindung diri sudah terjaga pada saat ini.
"Periode itu bukan hanya kesulitan kita menjaga stok, tapi distribusi dari pusat ke daerah juga jadi masalah karena banyak penerbangan ditunda. Sekarang alhamdulillah semua sudah lancar, distribusi pusat ke daerah aman, pengadaan vaksin pun sudah masuk. Kelangkaan yang terjadi kemarin hanya pada masalah distribusi, dan ini sudah kita selesaikan," jelas Yurianto.
Dia juga menerangkan bahwa pemerintah telah memiliki data anak sesuai usia masing-masing yang harus dilakukan imunisasi. Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang biasanya dilakukan di sekolah pun tetap harus dilakukan dengan mendorong para orang tua agar melakukan imunisasi anaknya di fasilitas kesehatan.
Pemerintah, kata Yurianto, sedang menyiapkan berbagai hal untuk berinovasi dalam memberikan layanan imunisasi bagi anak agar proses pemberian vaksin tetap aman dan nyaman dilakukan seperti di fasilitas kesehatan Puskesmas ataupun Posyandu.
Hasil survei dari UNICEF mengungkapkan bahwa minat masyarakat yaitu orang tua untuk memberi imunisasi anaknya kembali meningkat pada bulan Agustus ini dibandingkan dengan saat awal pandemi.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020