Ajeng Canyarasmi, milenial lulusan Matematika Institut Teknologi Bandung (ITB) mendapat kepercayaan produser film Hollywood untuk mengisi efek suara sejumah film laris.

Ditangan seorang Ajeng efek suara seperti rentetan tembakan, bunyi ledakan, hembusan angin bisa dibuat sangat dramatis.

Berbekal kuliah lanjutan di bidang perancang suara (sound designer) di University of Southern California, Ajeng menekuni profesinya sebagai pengisi efek suara.

"Saya telah menyaksikan puluhan, bahkan ratusan film dibuat setiap tahun, dan tragisnya, saya merasa suara adalah bagian dari film yang seringkali terlupakan atau dinomorduakan dalam proses pembuatan film," kata Ajeng.

Selain itu, tidak banyak orang ingin bekerja di bidang suara di industri film, setidaknya itu yang saya lihat selama ini di Los Angeles secara keseluruhan. Di sisi lain, saya melihat ada "keajaiban" dari menyematkan efek-efek suara secara teliti, membuat adegan yang terlihat palsu (seperti adegan berkelahi di film aksi) tampak sangat nyata ketika efek suara sudah ditambahkan di paskaproduksi (post production). 

"Inilah yang membuat saya jatuh hati dengan desain suara dan rekam-ulang suara di paskaproduksi film, pekerjaan yang sepertinya kecil dan remeh, tapi kalau dilakukan dengan teliti dan rapi dapat membuat film sangat terpoles," tutur Ajeng.

Gadis kelahiran 11 Mei 1992 ini kemudian memilih bekerja sebagai kontraktor independen di sound designing, dan re-recording mixer. 

Sudah puluhan film sudah digarap Ajeng bersama beberapa sineas Los Angeles dan memenangi festival film di AS atau negara lain. Di antaranya film Super (animasi), Cupcake (drama), Side Effecets (mini seri), Perfectly Natural (sci-fi) dan sebuah film horror Say After Me. Film Super memenangi kategeori Best Original Story – Los Angeles Film Award 2019, sementara film Say After Me memenangi kategori Best Mystery Short-Indie Short Fastival 2018. 

"Untuk film Cupcake masuk dalam Official Selection di  Canes Short Fim Showcase 2020. Saya juga pernah bekerja sama dengan sound designer dan re-recording mixer yang film Hollywood besar seperti Lord of The Rings trilogi, A Quiet Place, World War Z, Robocop, Speed, Planet of The Apes, Kung Fu Panda dan lainnya. Mimpi besar saya, suatu bisa ikut menggarap film Hollywood besar sebagai sound designer dan re-recording mixer,” kata Ajeng.

Untuk perfilman Indonesia, Ajeng punya cita-cita  mendirikan organisasi non-profit di Indonesia dengan tujuan mendukung secara finansial proyek-proyek kreatif dan membangun sekolah yang berfokus di bidang seni multi-disiplin berteknologi seperti film, animasi, komposisi musik, dan lainnya.
 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020