PT ABM Investama Tbk (kode bursa ABMM), emiten yang bergerak tambang batubara terintegrasi mengincar sejumlah kontrak baru untuk menghadapi dampak akibat wabah COVID-19.

"Dampak COVID-19 sudah kita rasakan sejak April 2020 sampai dengan hari ini," kata Direktur PT ABM Investama Tbk, Adrian Erlanga dalam paparan publik secara virtual, Kamis.

Menurut Adrian, dampak dari wabah asal Wuhan ini memukul sektor energi sehingga pada akhirnya berimbas ke sektor pertambangan yang ikut mengalami koreksi sebesar 5 persen dari awal virus ini merebak sampai dengan akhir tahun. 

Strategi tahun 2020, kata Adrian, perseroan akan mendorong sinergi anak usaha melalui penerapan Mining Value Chain. Ia mencontohkan kontrak yang didapat anak usaha ABMM yaitu PT Cipta Kridatama yang tahun ini telah mengantongi sejumlah proyek seumur tambang.

Pada 15 Juni 2020, PT Cipta Kridatama meraih kontrak kerjasama jasa pertambangan dengan durasi seumur tambang (life of mine) dari PT Berkat Murah Rejeki (BMR), yang berlokasi di Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. 

Dalam kontrak kerjasamanya, CK akan membantu penambangan untuk pengupasan lapisan tanah (Overburden Removal) dan penyewaan alat berat, untuk mencapai target volume sekitar 12,6 Juta bank cubic metre (BCM).

Sebelumnya, pada awal tahun 2020, CK juga telah mendapatkan kontrak life of mine dari PT Kuansing Inti Makmur senilai Rp 7,4 triliun. Sementara pada tahun lalu, CK mengantongi kontrak kerjasama seumur tambang (life of mine) dari PT Multi Harapan Utama senilai 337 juta dolar AS dan PT Binuang Mitra Bersama senilai Rp8 triliun. 

Selain itu, kata Adrian, perseroan akan mengakuisi tambang-tambang batubara baru dengan tujuan meningkatkan cadangan (reserve) 200 sampai 300 juta ton.

Adrian juga menjelaskan sumber dana untuk akuisisi tambang batubara itu sebagian berasal dari internal perusahaan, serta sebagian lagi dari pendanaan perbankan baik dari dalam maupun luar negeri.

Adrian juga menjelaskan belanja modal (Capex) yang dialokasikan di awal 2020 sebesar 90 juta dolar AS bukan untuk akuisisi tambang, melainkan untuk operasional dan pemeliharaan peralatan.

"Harapannya setelah semua peralatan prima, diharapkan setelah wabah mereda perusahaan bisa segera tingal landas," ujar dia.

Sedangkan Direktur Utama ABM Investama, Andi Djajanegara mengatakan telah mengantisipasi perlambatan tahun 2020 dengan meningkatkan produktivitas dan sinergi antar anak usaha.

Hasil RUPST juga memutuskan untuk membagikan dividen kepada pemegang saham, sebesar Rp36,25 miliar. Sedangkan sisa Laba Bersih akan ditambahkan pada Laba Ditahan untuk pengembangan kegiatan usaha perseroan dalam menghadapi tantangan dan dinamika bisnis pada tahun ini.
 

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ridwan Chaidir


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020