Sejumlah nelayan di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, sejak beberapa hari ini tetap melaut meski gelombang setinggi dua hingga lima meter terjadi di perairan laut di daerah setempat.

“Nelayan yang nekat melaut sekitar lima persen dari jumlah nelayan terdata di daerah ini 1.349 orang,” kata Kabid Perikanan Tangkap Dinas Perikanan Kabupaten Mukomuko, Nasyyardi di Mukomuko, Minggu.

Mayoritas nelayan yang tersebar di sejumlah wilayah yakni di Kecamatan Kota Mukomuko, Kecamatan Lubuk Pinang Kecamatan Teramang Jaya, Kecamatan Ipuh dan Kecamatan Air Rami tidak berani melaut.

“Banyak nelayan yang tidak melaut dari pada yang nekat,  karena kebanyakan dari nelayan lebih memikirkan risiko keselamatan diri saat gelombang tinggi dan angin kencang melanda perairan laut daerah ini,” ujarnya.

Terhadap nelayan yang masih tetap nekat melaut saat gelombang tinggi, pihak Dinas Perikanan telah meminta agar nelayan memakai pelampung demi keselamatan diri saat melaut.

Berdasarkan data prakiraan cuaca wilayah barat dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Metrologi Fatmawati Soekarno Bengkulu tinggi gelombang di Samudera Hindia Barat Bengkulu berkisar tiga hingga lima meter, begitu juga di Samudera Hindia Barat Kepulauan Mentawai.

Data tinggi gelombang yang terjadi di Samudera Hindia Barat Bengkulu Samudera Hindia Barat Kepulauan Mentawai yang paling masuk di perairan laut di daerah ini.

Masih menurut data tersebut, katanya, kecepatan angin yang berhembus di dua perairan laut di daerah tersebut sejak beberapa hari terakhir sampai sekarang masih berkisar 10 hingga 25 knot.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2020