Serang (Antara News) - Industri pengolahan di Provinsi Banten pada triwulan I/2017 tumbuh 4,53 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan IV/2016 yang tercatat sebesar 4,05 persen (yoy).
Membaiknya perekonomian global khususnya pada negara mitra dagang utama, memberikan pengaruh positif terhadap meningkatnya permintaan barang-barang industri pengolahan untuk ekspor dari Provinsi Banten, kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Banten Budiharto Setyawan di Serang, Jumat.
Selain itu, masih kuatnya konsumsi nasional baik rumah tangga maupun pemerintah turut menopang tumbuhnya kinerja industri pengolahan di triwulan I/2017 khususnya untuk jenis produk barang tahan lama, kata Budiharto.
Dari Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Bank Indonesia menyebutkan meningkatnya kinerja industri pengolahan, sebagian besar ditopang oleh penjualan ekspor.
Ia menyatakan, beberapa perusahaan yang dikunjunginya menyebutkan bahwa pada triwulan I/2017 penjualan yang berorientasi ekspor tumbuh lebih baik dibandingkan pasar domestik.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik setempat dalam survei Industri Besar Sedang (IBS) menyatakan bahwa beberapa subkategori menunjukkan adanya peningkatan penjualan seperti yang terjadi pada subkategori kimi, kertas, logam dasar dan makanan.
Kondisi serupa juga terjadi pada jenis industri pada subkategori mikro dan kecil yang mengalami peningkatan di antaranya adalah industri makanan, kertas, alas kaki dan logam dasar. Sementara pada subkategori utama lainnya seperti tekstil masih tumbuh stabil, bahkan untuk golongan industri mikro dan kecil mengalami perlambatan.
Pada industri yang bersifat padat karya yaitu tekstil dan pakaian jadi, justru mengalami stagnansi, bahkan melambat dikarenakan lesunya permintaan dari sisi domestik setelah tumbuh cukup tinggo pada triwulan IV/2016.
"Beberapa perusahaan garmen mengatakan penurunan permintaan domestik di triwulan I/2017 merupakan siklus tahunan yang nantinya akan kembali naik pada triwulan II seiring dengan momen Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri dan persiapan pergantian tahun ajaran baru sekolah," katanya.
Disisi lain, permintaan ekspor masih menunjukkan peningkatan bahkan lebih baik dibandingkan tahun 2016 terutama untuk negara tujuan Amerika Serikat dan Uni Eropa, kata Budiharto.
Golongan barang industri pengolahan yang ekspornya berkembang pesat adalah subkategori kimia yang menjadi penopang tumbuhnya industri pengolahan. Permintaan ekspor produk kimia organik tumbuh hingga 110,36 persen (yoy) yang ditopang oleh naiknya permintaan negara-negara mitra seperti Tiongkok dan Thailand.
Selain itu, industri logam dasar juga mencatatkan pertumbuhan yang baik, seperti ekspor baja yang mengalami peningkatan dari 60,50 persen (yoy) di triwulan IV/2016 menjadi 65,15 persen (yoy) di triwulan I/2017.
"Seiring dengan berlangsungnya realisasi program infrastruktur pemerintah maka permintaan domestik produk loga dasar seperti baja slab dan plate juga meningkat, kata Budiharto.