Serang (Antara News) - Semakin tingginya pertumbuhan investasi di Banten mendorong Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten menyiapkan "Business Plan'' penanaman modal.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (BKPMPT) Provinsi Banten Ranta Soeharta di Serang, Selasa mengatakan, penyusunan Business Plan bertujuan untuk memetakan kebutuhan kegiatan penanaman modal, mencakup pemantauan, pemetaan, dan pendalaman minat investasi.
"Sebagai daerah tujuan investasi, Business Plan akan menjadi dasar bagi kegiatan penanaman modal di Banten. Termasuk memetakan potensi investasi di setiap wilayah,"kata Ranta.
Ranta menghatakan, pemetaan potensi investasi penting dilakukan sebagai acuan bagi investor sebelum menanamkan modalnya di Banten. Sebaliknya, pemetaan wilayah investasi secara ideal akan berdampak pada banyak aspek, mulai dari penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhanekonomi daerah.
Ia mengatakan, pertumbuhan industri di Provinsi Banten terus menggeliat. Hal ini terlihat dari proyek investasi pada sektor industri terus bertambah yang ditandai dengan penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2013 kegiatan penanaman modal di Banten menyerap tenaga kerja sebanyak 83.070 orang. Sedangkan pada tahun 2014 meningkat menjadi 98.813 orang.
"Sektor industri terbilang paling dinamis dalam menghasilkan pendapatan daerah. Sebab sektor ini terdiri dari sub-sub sektor yang mampu menghasilkan barang dan jasa dengan nilai tambah tertentu,"katanya.
Menurutnya, berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) yang diterima oleh BKPM Provinsi Banten Triwulan II tahun 2015, di Provinsi Banten mayoritas Penanaman Modal Asing (PMA) bergerak di sektor industri sebanyak 52 proyek dari total 308 proyek. Nilai investasi hingga triwulan II Tahun 2015 mencapai Rp18,3 triliun, baik PMA maupun PMDN.
"Kalau dihitung secara keseluruhan realisasi investasi Banten periode Januari- Juni 2015 mencapai Rp18,3 triliun. Angka ini telah melampaui target sebesar 135 persen dari target invetasi tahun 2015 yang semula ditargetkan sebesar Rp13,43 triliun," kata Ranta.
Direktur Fasilitasi dan Pemasaran Daerah BKPM RI Aulisia Endang Wahyuningsih mengatakan, untuk menciptakan kondusifitas investasi daerah perlu promosi yang dilakukan instansi dan 'stakeholder' terkait.
"Pemerintah setempat harus fokus terhadap produk unggulan daerah dengan cara mengidentifikasi potensi wilayah yang akan ditawarkan kepada investor," katanya seusai mengisi acara Workshop Penyusunan Business Plan BKPMPT Provinsi Banten di Aula BKPMPT.
Menurutnya melalui Business Plan, BKPMPT Banten diharapkan segera merancang promosi investasi yang lebih intens untuk menarik para investor. Pengembangan strategi promosi lebih fokus atau 'targeted promotion', terarah dan inovatif akan menunjang peningkatan investasi yang dikelola di setiap daerah.
Sementara itu, Konsultan Penanaman Modal Narasumber acara workshop tersebut, Eko Suseno mengatakan, Business Plan merupakan basis data yang diperlukan oleh investor sebelum menanamkan modalnya. Untuk menunjang penyusunan Business Plan, diperlukan identifikasi produk unggulan dan menciptakan design dari fasilitas yang tebaik.
"Dalam penyusunan ini pemerintah harus memahami kebutuhan para investor sehingga sesua dengan apa yang ditawarkan dalam Business Plan. Komunikasi yang berkelanjutan merupakanlangkah efektif dalam pendekatan dan memahami kebutuhan investor," kata Eko .