Akademisi usulkan Harga BBM Di Bawah Rp8.600/ Liter
Senin, 17 November 2014 23:27 WIB
Serang (Antara News) - Pengajar ekonomi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Dr. Kuswantoro M.Si mengusulkan agar harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tidak lebih dari Rp8.600/liter agar tidak membebani masyarakat berpendapatan rendah.
"Saya kira kalau dinaikan langsung Rp9.500 per liter (naik Rp3.000) sangat memberatkan masyarakat berpendapatan rendah, Rp8.600 itu ideal," kata Kuswantoro di Serang, Senin.
Kuswantoro dapat memahami pemerintah tidak memiliki pilihan lain untuk melindungi anggaran dengan cara menaikan BBM bersubsidi agar pembangunan tetap dapat berjalan.
Namun, apabila kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi benar-benar direalisasikan, pemerintah harus memberikan imbal balik kepada masyarakat yang sesuai agar mereka tidak terbebani akibat kebijakan tersebut.
Kompensasi yang diberikan pemerintah harus sesuai. Karena di Indonesia masih banyak masyarakat hidup dengan ekonomi yang rendah sehingga beban hidup mereka menjadi bertambah dengan naiknya BBM.
"Pemerintah perlu memberikan kompensasi berupa pengurangan beban yang dirasakan secara langsung masyarakat. Seperti fasilitas kesehatan, air bersih, listrik, dan lain-lain," katanya.
Dulu ada bantuan yang diberikan pemerintah berupa Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan juga saat ini ada kartu sejahtera yang diberikan kepada masyarakat, dinilai cukup berpengaruh.
Karena menurutnya hal tersebut nantinya berhubungan dengan siklus konsumsi yang ada di masyarakat.
Dengan atau tidak dinaikkannya harga BBM, tambahnya, pemerintah diharapkan terus menjalankan program-program yang sudah direncanakan, baik program yang terbaru ataupun program-program sebelumnya yang sempat tertunda.
Pemerintah punya beban tersendiri yang sudah ditargetkan, serta program apa saja yang menjadi prioritas untuk dilaksanakan, tetapi juga harus mempertimbangkan kepentingan masyarakat, ungkap dia.
"Jika memang harus naik, saya berpesan jangan sekaligus, kasihan masyarakat, belum naik saja harga kebutuhan pokok sudah banyak yang naik," katanya.