Lebak (ANTARA Banten) - Produksi pisang sale Bayah Kabupaten Lebak, Banten, menembus Pasar Bandung, Provinsi Jawa Barat, bersamaan dengan terus meningkatnya permintaan konsumen di daerah itu.
"Diperkirakan puluhan ton pisang sale dipasok ke daerah Bandung dan Cianjur setiap pekan," kata Camat Bayah, Kabupaten Lebak, Eman Suparman, saat dihubungi di Rangkasbitung, Senin.
Ia mengatakan, saat ini sentra usaha perajin pisang sale di wilayahnya tumbuh, karena melimpahnya bahan baku tanaman pisang raja siam.
Sebagian besar petani di Kecamatan Bayah mengembangkan perkebunan pisang raja siam.
Sebab pisang raja siam memiliki nilai tambah untuk mendongkrak perekonomian masyarakat, karena bisa dijadikan makanan sale.
Kelebihan pisang siam itu, kata dia, selain rasanya manis, tanpa biji, beraroma juga tahan lama.
Karena itu, mereka para perajin pisang sale hampir berkembang di seluruh desa.
"Kami sangat mendorong perajin pisang sale karena dapat meningkatkan ekonomi masyarakat setempat," ujarnya menambahkan.
Menurut dia, poduksi pisang sale Bayah biasanya dijadikan sebagai makanan "buah tangan" dan banyak diminati masyarakat Bandung,
Bahkan, pisang sale Bayah cukup dikenal di Kabupaten Cianjur karena kualitasnya relatif bagus.
Selama ini, kata dia, mereka para perajin pisang sale Bayah memasoknya ke sejumlah daerah di Provinsi Jawa Barat.
"Saya kira pisang sale Bayah lebih dikenal di Bandung dan Cianjur dibandingkan Provinsi Banten," katanya menjelaskan.
Salah seorang perajin pisang sale, warga Sawarna, Kecamatan Bayah Ujang Maftuh mengatakan pihaknya setiap pekan memasok pisang sale ke Bandung karena permintaan pasar cukup meningkat.
Saat ini mereka perajin pisang sale sudah puluhan tahun berkembang di Bayah dan menjadikan sumber mata pencarian warga.
Namun demikian, kata dia, hingga kini produksi pisang sale mereka dipasok bahan setengah jadi, sebab perajin di sini belum memiliki pengepakan atau pengemasan yang baik.
"Saya berharap pengrajin pisang sale bisa diberikan pembinaan atau permodalan oleh pemerintah daerah agar produksinya bisa bersaing dengan daerah lain," kata Ujang Maftuh yang kini menjabat Ketua Kelompok Tani, Bina Tani, Desa Sawarna, Kecamatan Bayah.
Suryadi, seorang perajin pisang sale mengaku dirinya sudah mampu memproduksi jenis sale stik dan kripik, namun produksi masih terbatas akibat kekurangan permodalan tersebut.
"Sebetulnya, permintaan sale stik dan kripik di pasaran cukup tinggi namun kami tidak bisa memenuhi pasaran itu," katanya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak Wawan Ruswandi mengatakan, selama ini pisang sale Bayah menjadikan produk unggulan daerah sehingga terus ditingkatkan kualitas maupun permodalan karena selama ini mereka dijual berbentuk bahan setengah jadi.
"Dengan ditingkatkan kualitas dan modal tentu perajin bisa memenuhi makanan olahan untuk dijadikan makanan khas oleh-oleh di Banten," katanya.